Cp. 3 Just a Fine Day

442 91 8
                                    


Asahi merasa tidak mampu menjelaskan situasinya saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asahi merasa tidak mampu menjelaskan situasinya saat ini. Bagaimana dirinya duduk dengan raja terdahulu dari kerajaan Yoon, atau lebih tepatnya kakek dari Jaehyuk di mansion megah yang merupakan rumah pensiun bagi keluarga Yoon, Asahi tidak tahu. Dirinya hanya bisa duduk sesopan mungkin, merapatkan kedua kakinya dengan kedua tangan mengepal di atas paha, sangat kaku hingga dirinya tampak seperti patung.

Berbeda dengan Jaehyuk, dia dan juga kakeknya, Manshik, justru saling melempar tatapan tajam seolah siap menerkam satu sama lain. Bahkan sebelum mereka duduk pada bangku taman dengan meja bundar seperti saat ini, usai Jaehyuk melompat kaget karena kakeknya yang muncul dari belakang, Jaehyuk langsung berubah menjadi singa dan melompat menerkam kakeknya sendiri. Namun meski sudah sangat tua, Manshik dengan mudah mengayunkan tongkatnya hingga tongkat itu pun memukul kepala Jaehyuk dengan sekali gerakan, membuat Jaehyuk berguling di tanah sembari memegangi keningnya dan merengek.

"Kau kaku sekali, aku yakin dia tidak menjelaskan padamu jika aku memintanya untuk membawamu menemuiku." Celetuk Manshik.

Asahi pun mendongakkan kepalanya dengan canggung, "Dia hanya bilang ada orang yang ingin menemuiku, hanya itu."

Manshik pun tersenyum dan menoleh ke arah Jaehyuk, "Bocah nakal!"

Jaehyuk pun mendengus dan melipat kedua tangannya di depan dada, memalingkan wajahnya dengan acuh.

Asahi hanya menoleh sebentar ke arah Jaehyuk lalu kembali menatap Manshik, namun Manshik justru tersenyum ke belakangnya. Asahi pun kembali memutar pandangannya, mendapati seorang wanita berambut hitam lurus dengan highlight putih alami (uban), memiliki garus halus di wajahnya sama seperti Manshik, namun masih terlihat elegan dan menawan dengan bibir semerah apel namun tidak menor. Wanita itu membawa nampan dengan beberapa cangkir dan teko porselen yang kehilatan jelas mahalnya, membuat Asahi berpikir berapa banyak hal yang bisa dia dapatkan bila memiliki banyak koin emas yang jumlahnya sebanding dengan set itu.

Wanita itu tersenyum menghampiri mereka, "Oh kalian berdua, tidak bisakah akur sehari saja? Kenapa kalian harus seperti ini setiap kali bertemu?"

"Kakek yang terus memulai!" Pekik Jaehyuk tak terima, memanyunkan bibirnya manja kepada wanita itu.

Wanita itu pun tersenyum, meletakkan nampan dan membagi masing- masing satu cangkir lalu menuangkan teh lavender berwarna cokelat bening itu serta beberapa bunga ungunya yang tidak disaring.

"Namaku Jayeon, neneknya Jaehyuk." Ucap wanita itu lembut sembari duduk di sampingnya, "Jangan terlalu repot menanggapi pertengkaran mereka, sebenarnya mereka sangat akur."

Asahi hanya bisa menganggukkan kepalanya canggung, sementara Jaehyuk dan Manshik tampak seakan menyulut perang lagi dalam beberapa detik kedepan. Asahi langsung menoleh dan memukul paha Jaehyuk, dan disaat yang bersamaan pula Jayeon memukul bahu suaminya.

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now