Cp. 15 Storm and Nightmare

354 69 4
                                    


as always, I'm thankful for your vote <3



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Hari ke enam, setidaknya tersisa satu hari lagi perjalan untuk sampai ke daratan yang lebih dekat dengan Kerajaan Wie jika sesuai perhitungan. Asahi, Jaehyuk, Daeho dan Jiwon, mereka menatap langit kelabu dengan petir yang tak pasti kapan akan menyambar, dalam pikiran mereka hanya satu, badai akan datang.

"Apa kita masih tak menemukan tempat yang aman?" Tanya Daeho pada Jiwon.

"Kabut di depan kita membuat kita semakin sulit untuk mengenali posisi, belum lagi, angin semakin mengancam." jelas Jiwon.

Kapal itu terpaksa menggulung layar sebelum angin laut yang kelewat kencang itu menerbangkan mereka ke arah lain, bahkan Asahi sendiri harus terus berpegangan pada Jaehyuk jika ia melewati deck, dan vampir itu kembali merasa mabuk laut karena terombang - ambing kanan - kiri.

Tak ada satupun awak kapal yang tidur dengan tenang ataupun beristirahat sekedar duduk, semuanya was - was akan langit dan kabut yang semakin menebal, bahkan untuk melihat tiang - tiang kapal dan bagian beak pun mulai sulit.

Daeho berdecak kesal tak dapat membantu banyak, dia tak begitu mengenali laut dan bagaimana mengatasi situasinya. "Jika kita terpaksa harus melewati badai, utamakan semua orang dalam kondisi aman." pinta Daeho, tak tahu harus berbuat apa.

Jiwon mengangguk, "Aku akan pikirkan strategi terbaik melewati badai, kalian berdua, kembalilah ke kabin dan berlindung, biarkan anak buahku saja yang mengurus kapal ini." ucapnya pada Asahi dan Jaehyuk.

Keduanya mengangguk, berjalan ke bagian belakang kapal menuju ke kabin mereka.





Jaehyuk terduduk di kasurnya dengan memegangi baskom besi, memuntahkan isi perutnya seperti pada hari ketiga, sementara Asahi, ia mengintip dari jendela bundar di kabin itu, ombak menjadi semakin besar, dan air laut yang semula biru indah itu kini menggelap.

"Menurutmu kita akan baik - baik saja?" tanya Asahi tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.

Jaehyuk mengusap sudut bibirnya, meletakkan baskom besi itu dan menoleh dengan lemas. "Aku tidak tahu, ini juga pelayaran pertamaku, kau lupa?"

Asahi menoleh sebentar pada Jaehyuk yang kini kembali pucat, lalu kembali menatap ombak, "Apa ini ada kaitannya... dengan ku?"

Jaehyuk mengerutkan keningnya tak mengerti, "Apa yang kau bicarakan?"

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now