Cp 16. Sirens

298 70 9
                                    


Arus semakin kuat dan hujan semakin deras, semua orang di kapal berusaha mati - mati an menghindari penenggelam kapal yang tak pernah mereka duga benar - benar ada

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Arus semakin kuat dan hujan semakin deras, semua orang di kapal berusaha mati - mati an menghindari penenggelam kapal yang tak pernah mereka duga benar - benar ada. Tak peduli dengan kraken yang dia lihat, Asahi menerjang ke deck dan berusaha menolong Daeho juga.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak Jaehyuk di tengah badai.

"Kau ingin aku diam saja?!" Balas Asahi berteriak.

Penyihir itu meraih sebelah tangan Daeho yang hampir kehilangan pegangannya, keduanya kesulitan mengangkat tubuh Daeho bukan karena berat, namun karena guncangan yang tak kunjung berhenti itu.

"Biar kami bantu!" Teriak beberapa awak kapal.

Namun Asahi menoleh dengan cepat dan mengibaskan tangannya, "Jangan semua! Bantu saja Paman Jiwon!"

Akhirnya, dari beberapa awak kapal itu mengangguk dan bergerak melakukan persiapan lain, sementara satu awak kapal masih tinggal dan membantu Jaehyuk dan Asahi menarik Daeho.

"Dalam hitungan ketiga!" teriak awak kapal itu, "SATU! DUA! TIGA-"

Ketiganya menarik Daeho bersamaan hingga akhirnya mereka terjengkang mundur, namun semuanya berhasil selamat. Daeho dengan panik mengatur nafasnya, lalu kembali menoleh ke laut dimana Kraken itu menjulur - julurkan tentakelnya.

Awak kapal mendorong senjata meriam mereka mendekati pagar deck, sementara sebagian masih berusaha mengendalikan layar kapal yang terus saja terkena hembusan angin keras.

"Kraken benar - benar ada?!" Teriak Asahi.

"Kupikir dia hanya sebuah mitologi!!" Timpal Jaehyuk.

"Lalu kau mau bilang kita semua sedang halusinasi, hah?!" Teriak Daeho.

Penerus tahta itu menoleh kanan kiri, lalu ia mendongak dimana Jiwon tengah mengendalikan kemudi kapal.

"JIWON! BERIKAN PISTOLMU!" teriak Daeho sekerang mungkin agar kapten itu mendengarnya.

Jiwon mengangguk dan merogoh - rogok sesatu yang terikat pada sabuknya. Ia melempar pistol itu ke deck bawah dengan sebelah tangan dan Daeho menangkapnya. Tong - Tong kayu ikut bergeser seiring dengan guncangan kapal, membuat mereka harus dengan lihai menghindar agar tidak tertindih.

Beberapa awak kapal yang tak memegan tugas pada meriam, mengambil senapan besar dan mencoba menjaga posisinya agar tak tergelincir, berniat ikut membantu untuk melawan kraken besar itu.

"KALIAN BERDUA CARI LAH TEMPAT YANG AMAN!" Teriak Jiwon.

"APA TAK ADA YANG BISA KAMI LAKUKAN?!" Teriak Asahi.

"JANGAN BERSIKAP KERAS KEPALA SEKARANG NAK! ITU BUKAN MAKHLUK BIASA YANG MUDAH DILAWAN!"

Asahi kembali menoleh pada kraken itu di laut, perasaannya semakin was - was dengan kapal yang terus terbawa arus mendekati arah makhluk itu. Jaehyuk menarik tangan Asahi, menyerukan untuk kembali ke bagian dalam kapal. Asahi menoleh.

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now