Cp. 4 The Pub Owner

423 95 5
                                    


Beberapa hari berlalu, Asahi kembali mengikuti kelas dan bekerja pada toko milik Mashiho, sementara keluarganya berada di rumah melakukan aktivitas mereka, atau berjalan - jalan mengelilingi kota. Sesekali Akiko meminta Asahi untuk membawanya bertemu dengan Yoshi di toko, namun hari ini Akiko diminta Ayahnya untuk tinggal di rumah agar pileknya sembuh lebih dulu.

"Sayang sekali adikmu tidak ikut hari ini," Seru Mashiho sembari mengerjakan ramuannya, "Rasanya sepi sekali tanpanya."

Asahi di sebelah Mashiho pun terkekeh kecil dan berkata, "Setelah pileknya sembuh aku akan membawanya kemari, lagipula dia sangat suka bermain dengan Yoshi."

Yoshi yang sibuk menata puluhan botol kaca di rak pun tersenyum, "Aku juga senang bermain dengannya, Akiko sangat manis!"

"Omong - omong, apa kau sudah mengalami heat pertamamu?" Tanya Mashiho tiba - tiba kepada Asahi.

Asahi menggeleng, "Aku tak merasakan perbedaan apapun."

"Kau harus menjaga kondisi mu baik - baik, kau bisa mengalaminya kapan saja." Ucap Yoshi, "Mungkin orang - orang tak akan terlalu terganggu dengan feromon seseorang, tapi kau tak pernah tahu niat jahat mereka."

Asahi hanya tersenyum sembari mencoba meyakinkan, "Aku tahu, aku akan hati - hati."




Hari berikutnya, Asahi berjalan di jalanan setapak pusat perbelanjaan menuju Toko Ramuan Takata seperti biasa, sendirian tanpa Akiko

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari berikutnya, Asahi berjalan di jalanan setapak pusat perbelanjaan menuju Toko Ramuan Takata seperti biasa, sendirian tanpa Akiko. Asahi melewati orang - orang yang berlalu lalang, sembari sesekali membalas sapaan ramah warga kota dengan anggukan dan senyum kecil.

Semua berjalan biasa saja, hingga di tengah hari, Asahi berkeringat dingin sangat banyak dan merasa nafasnya memendek.

Mashiho yang melihat Asahi mengabaikan kondisinya itupun menegur, "Asahi, kau tak apa?"

Asahi mengangguk, "Aku hanya kepanasan."

"Tapi nafasmu terdengar sesak." Timpal Yoshi yang sibuk mengikat beberapa tanaman kering, "Mungkin sebaiknya kau istirahat dulu."

Asahi lagi - lagi hanya mengangguk, memberikan pesanan terakhir pembeli yang ia layani lalu berjalan ke ruang tengah. Asahi menjatuhkan dirinya ke sofa, mengusap keningnya sendiri dan melihat kedua telapak tanganya yang basah. Asahi bertanya - tanya kenapa kepada dirinya sendiri, padahal pagi hari saat masih di pondok dia merasa baik - baik saja. Asahi pun merebahkan dirinya di sofa itu, berbikir memejamkan matanya untuk beberapa menit mungkin bisa membuatnya lebih baik.

Asahi tertidur pulas dengan cepat selama hampir dua puluh menit. Yoshi menghampirinya, matanya memicing ke arah Asahi. Wajah penyihir itu tampak merah dan berkeringat semakin banyak. Dia pun menghampiri dan berjongkok menyamakan posisi wajah mereka, meletakkan telapak tangannya pada kening Asahi.

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now