Cp. 24 J and Dragon

259 42 7
                                    



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jaehyuk mengusap kepala belakang dan juga keningnya, terbentur dengan kakaknya sendiri lalu membentur tanah, belum juga bokongnya yang terasa kebas, Jaehyuk merintih kesakitan.

"Yak! Kau ini bagaimana sih?!" Hardik Jaehyuk sembari memelototi Daeho.

"Aku juga mencoba menolong Asahi, bodoh!" Balas Daeho tak terima sembari terus mengusap kepala dan pinggangnya.

Jaehyuk mendengus, lalu segera menolehkan kepalanya ke kanan - kiri. Ia mengkhawatirkan Asahi, namun ia tahu kekasih penyihirnya itu cukup pintar (jauh lebih pintar dari Jaehyuk) untuk menghadapi situasi genting, ia pasti akan mencari cara untuk tidak jatuh ke tanah dengan sekujur tubuh berujung remuk atau mungkin patah tulang. Jaehyuk segera berdiri meninggalkan Daeho dan mengelilingi hutan, meneriakan nama Asahi sembari mencoba mencari dahan yang terlihat bengkok.

"Asahi-ya!" Teriak Jaehyuk.

Tak lama, ia menemukan dahan pohon yang patah dan tak sengaja menginjaknya, tak jauh dari lokasi itu, ia menemukan lubang diantara akar pohon dimana Asahi tepat jatuh memasukinya. Jaehyuk berjongkok dan mendekatkan dirinya ke lubang itu.

"Sahi-ya!" Teriak Jaehyuk, namun tidak ada sahutan apapun.

'Seberapa dalam lubang ini?' pikir Jaehyuk.

"Jangan berpikir untuk masuk ke dalam sana." ucap Daeho yang menyusul Jaehyuk, "Lubang itu mungkin muat dimasuki oleh Asahi, tapi belum tentu denganmu."

Jaehyuk menggerutu tak senang dan menatap sinis Daeho, "Lalu bagaimana aku bisa memeriksanya?"

Daeho menghela nafas, menahan diri untuk tak memukul kepala adiknya. "Gunanya kau belajar sihir apa sebenarnya?"

Daeho duduk berlutut di tanah dan menarik serabut - serabut akar di pohon dihadapannya, membuatnta menjadi sebuah lilitan membentuk 2 lingkaran lalu menutup benda yang ia buat itu dengan kedua telapak tangannya sembari merapal mantra. Daeho membuka kembali kedua tangannya dan benda itu melayang, bagian tengahnya pun menyala berwarna putih, Daeho mengambil satu untuknya dan menjatuhkan yang satu ke dalam lubang.

"Ini, kau bisa memeriksanya dengan ini." ucap Daeho lalu memberikan benda itu pada Jaehyuk, lalu memukul kecil kepala sang adik, tak tahan dengan kebodohan Jaehyuk. "Bodoh!"

Jaehyuk mengaduh sakit, namun setelahnya ia hanya fokus melihat lilitan akar dengan mantra sihir itu, melihat bagian dalamnya yang terus bergerak masuk menelusuri goa tanah dimana Asahi jatuh sembari terus menggerutu mencari keberadaan penyihir itu.






Di sisi lain, Asahi dengan cengo terduduk di dalam goa- dengan bayi naga itu yang diam menduduki kepalanya, seolah rambut putihnya itu adalah sarang burung.

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now