AS-5

5.8K 217 5
                                    

Saat pagi hari, Shinta sama sekali tak bisa bergerak.

Pasalnya, Arjuna masih pulas dan memeluk Shinta dengan erat.

Dan Shinta tersadar kalau didadanya begitu banyak tanda merah. Ini memalukan.

Tiba tiba sepasang lengan kekar itu merambat naik dan meremas payudara Shinta.

""Oohhhhhh....."

Ya, tanpa sengaja Shinta mendesah dengan kencang, dan itu membuat Shinta menerima serangan yang lainnya. Bahkan tangan kirinya mengusap klitoris Shinta.

"Ohhh.... Jangan"

Shinta mendesah. Arjuna tersenyum, mencari kelemahan  Shinta.

"Pagi...."

"Pa-pagi....emmmb...."

Arjuna melihat ponselnya, dan jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Ini benar-benar rekor untuk bangun tersiangnya.

"Bersiaplah... Kau harus mendaftar ulang di kampus"

"Apa aku akan berkuliah lagi??"

"Ya..."

Shinta memejamkan mata sebentar, hidupnya sudah berbeda.

Shinta memang sempat berkuliah di fakultas bisnis, dan ini sudah akan semester 7. Seharusnya dia giat belajar agar lulus dengan maksimal, tapi semua insiden ini membuatnya pusing.

"Apa aku akan berkuliah di universitasku dulu??"

"Tidak... Kita sudah berpindah kota..."

"Oh ... Rama sudah mengurus semua keperluanmu.... Atau kau mau dirumah saja dan melayaniku?"

"Tidak.. aku akan~akhhh"

"Ada apa?"

"Kakiku kram..."

Terlihat kakinya membiru, ini mungkin karena tali yang diikatkan Arjuna semalam.

Arjuna segera duduk, dan melihat keadaan kaki Shinta.

"Lumayan parah...."

Arjuna dengan sigap menggendong Shinta kearah kamar mandi dan menyiapkan bak mandi.

"Kau bisa sendiri,bukan?"

Shinta mengangguk.

Setelah Shinta memasuki bak mandi, Arjuna juga mandi ditempat shower.

Mati matian Shinta tak melihatnya. Dia cukup malu.

Setelah mandi, dia segera memakai baju serta mengolesi salep lebam pada kedua kakinya.

Tak lupa, dia meminum dua obat kontrasepsi yang disediakan oleh pelayan.

Memakai dress rumahan, serta jaket jeans,  Shinta turun.

Arjuna sudah duduk disana, dengan setelan formal.

"Kau sudah makan?"

"Sudah"

Shinta terkesiap, dimana lelaki hangat dikamar tadi. Dia seperti sebongkah es.

Shinta diam saja dan segera memakan sarapannya, setelah selesai Shinta segera berdiri dan membawa tas punggungnya.

"Aku berangkat"

"Hm..."

Shinta sedikit mencebikkan bibirnya. Percuma.

Shinta segera keluar, tepat Rama akan mengantar Shinta ke universitas yang baru.

"Tuan... Saya akan mengantarkan Nona Shinta ke universitas"

Aku Simpanan Where stories live. Discover now