AS_22

2K 105 0
                                    

Lala, Jane dan Laura sudah sampai dirumah Shinta, mereka berempat sekarang ada dikamar Shinta sedang bercanda.

Bercerita tentang masa-masa kuliah dulu.

Mereka asyik bercerita bagaimana kisah asmara mereka.

Jane yang sangat aktif mungkin. Sedangkan Shinta hanya tertawa dengan cerita ketiga temannya.

Sampai ponsel Jane berdering, ada notifikasi pesan aplikasi.

Chris masuk rumah sakit lagi, aku harus bagaimana??

Jane terdiam. Tawa Jane juga hilang. Pikirannya kalut, keponakannya itu sakit lagi.

Dan ya memang bayi laki-laki itu keluar masuk rumah sakit, bahkan sempat masuk ruang ICU karena sistem pernapasannya yang belum sempurna.

"Guys... Aku akan menelpon papaku sebentar, kalian lanjut ngobrol ya.."

"Ada masalah??"

Shinta bertanya, dia melihat raut Jane berubah drastis saat menerima pesan tadi.

"Biasa keponakanku menabrak orang, dan harus telpon papa..."

"Oh ..."

Mereka semua mengangguk-angguk, mereka berfikir kalau keponakan Jane yang nakal itu si pembuat masalah.

Jane segera beranjak dari duduknya, Jane keluar rumah dan berjalan menjauh.

Jane mendial nomor milik Xiaokai, dan ya segera dijawab.

"Bagaimana keadaannya Chris?"

"Dia mengalami sesak nafas..."

"Bagaimana bisa?"

"Chris terus saja menangis semalam kerena ASI dari Shinta telah habis dan aku menghubungi pihak rumah sakit, pendonor bernama Shinta memang tak datang beberapa hari"

"Lalu keadaannya sekarang?"

"Bayi itu masih menggunakan beberapa alat medis seperti biasa"

"Apa ada perkembangan?"

"Tidak... Chris masih saja tidur tanpa mau bangun, dokter  takut kalau Chris sebenarnya sudah tak bisa ditolong kalau tak mau bangun"

"Apa kita kasih tahu Shinta?"

"Apa dia mau menjenguk anaknya sebentar...."

"Akan aku usahakan.... Kalau sampai beberapa jam lagi Chris tak bangun akan aku sampai kan kabar ini"

"Jane...terima kasih, semoga usaha Shinta disana juga sukses"

"Terima kasih..."

Panggilan itu terputus, dan Jane nampak terduduk putus asa. Ya, dia kira dengan ASI yang selalu ada untuk Chris akan membuat bayi itu tak merindukan ibunya. Tapi benar-benar salah, Chris ketergantungan dengan ASI itu saat tanpa ASI bayi itu akan menangis terus-menerus sampai sesak nafas.

"Kamu nampak gusar, darl..."

Jane mendongak. Jeck didepannya dengan setelan kantor.

Tiba-tiba Jane berdiri begitu saja dan memeluk Jeck dengan erat.

"Hei.. calm down babe... What happened?"

Tangis Jane pecah. Dan Jeck nampak pasrah saja walau menjadi tontonan orang yang lewat.

"I Miss u...."

Jeck menghela nafas. Pasti ada masalah. Melepaskan pelukannya dan segera mengajak Jane duduk lagi.

"Ceritakan ada apa sebenarnya?"

Jane menarik nafas panjang, dan menatap wajah Jeck. Jane bercerita dengan pelan sambil sesekali sesunggukan.

"Seandainya aku tak menyarankan Shinta pergi, dan mengatakan kalau bayinya masih hidup, bayi mungil itu tak akan menderita. Biarkan para orang dewasa itu sakit..."

"Apa keadaannya begitu parah?"

"Xiaokai berkata kalau seakan-akan dokter-dokter disana sudah mulai menyerah ..."

"Kalau begitu biarkan mereka bertemu, biarkan Xiaokai dan Chris datang dan berobat disini... Banyak dokter ahli dinegara ini"

"Apa mungkin?"

"Kita lihat perkembangan Chris... Kalau tak memungkinkan untuk dibawa kemari kita yang akan membawa Shinta kesana"

"Hmm.. terima kasih sudah mau terus membantu aku"

"Apapun akan aku lakukan.... Lebih baik kamu kirimi pesan untuk Xiaokai dengan solusi itu..."

Jane mengangguk, dan segera mengirim pesan untuk Xiaokai.

Pesan itu rupanya segera dibalas.

Aku setuju, akan aku pantau terus... Tolong kalau kami jadi kesana, siapkan rumah sakit ya... Aku tak memiliki koneksi apapun disana...

Jane membaca itu sedikit bersuara.

"Tentu ... Rumah sakit tempat Shinta mendonorkan ASI juga rumah sakit terbaik"

Jane mengangguk, dan lekas tersenyum. Besok pagi akan ada pembukaan untuk kedai milik Shinta jadi sebisa mungkin Jane tetap bahagia.

"Ayo masuk..."

"Iya..."

Jeck menggandeng tangan Jane dan lekas masuk.

Banyak persiapan yang harus dimatangkan lagi jadi malam ini mungkin kelima orang itu akan sibuk.

°°°

Pagi hari yang begitu cerah walau sedikit lembab. Kelima orang itu sudah bersiap, memakai sepatu kets serta memakai apron berwarna coklat muda.

Yuna tampil cantik dengan dress putih yang dipadukan sepatu kets. Dan ketiga temannya memilih warna yang sama untuk pakaian mereka.

Jeck memakai celana jeans serta kemeja putih. Sangat menawan apalagi rambut Undercut-nya.

Yuna menyusun display cake dan rotinya. Lala memilih menyiapkan penggorengan, serta Laura menyiapkan cangkir dan gelas.

Jeck dan Jane memilih untuk menata kursi-kursi agar lebih menarik.

Diluar pagar kayu sudah tertulis papan kayu yang ditulis menggunakan kapur warna warni.

GRAND OPENING
SHINTA COFFEE SHOP
DISC. 49%

C

ukup menarik perhatian, banyak orang yang berhenti sejenak dan ada yang rela menunggu.

Setelah pintu pagar kayu dibuka, orang-orang hanya melihat yang tadinya menunggu.

Sudah dua jam mereka buka tapi tak ada yang datang.

Kelima orang itu berkumpul didepan stan dan berpikir bosan.

"Ah... Tolong kopi racikanmu itu kamu seduh beberapa gelas, kita buat sample... Dan juga kue-kue itu potong lebih kecil.. Carikan yang paling enak..."

"Ah ya.. kamu pandai Jeck.. aku akan membantu menjadi marketing..."

Kelimanya mengangguk dan segera menyiapkan.

Jane dan Jeck membawa masing-masing nampan berisi 5 gelas kecil latte dan americano serta 5 potong kecil kue red Velvet serta cheese cake.

Dan tak sampai 20 menit mereka sudah kembali dengan senyum mengembang.

"Mereka suka dan sebentar lagi akan kemari..."

Jane tersenyum merekah, Yuna dan yang lain ikut tersenyum.

********

Aku Simpanan Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt