AS_32

1.5K 96 0
                                    

Kemarin hari yang melelahkan. Shinta kemarin segera tidur setelah menyusui dan memompa ASI-nya.

Bahkan dia sama sekali tak memperhatikan suaminya yang khawatir dengan keadaan sang istri.

"Darl... Ini sudah siang, bangun dulu kita sarapan"

"Paginya cepat sekali"

"Hmmm.... Ayo bangun dan mandi"

Akhirnya Shinta dengan rasa malasnya Segera bangun dan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan nampak lebih segar, Shinta segera turun untuk sarapan.

"Pagi semua... Maafkan aku telat bangun"

"Tak apa... Pasti kamu lelah setelah wawancara kemarin... Ayo cepat sarapan"

Shinta hanya mengangguk dengan perkataan sang mertua, dia lumayan lapar memang.

Shinta segera duduk, dan Xiaokai segera mengambilkan sarapan untuk Shinta.

"Terima kasih..."

"Emm... Kalau ada yang kurang katakan saja"

"Iya..."

Mereka bertiga makan dengan tenang, dan tanpa percakapan apapun.

Tak berapa lama, Robert datang dan membungkuk hormat.

"Selamat pagi, maaf saya mengganggu"

"Ada apa?"

Ayah Xiaokai segera menanyai asistennya itu, karena memang tak pernah menyela kegiatan apapun kalau tak ada yang darurat.

"Keluarga Garl datang bertamu tuan... Mereka ingin menemui nyonya Shinta "

Ayah Xiaokai mengangguk, dan menyudahi acara makan paginya.

"Ini urusan kalian, tangani mereka, aku akan pergi bersama Chris"

"Baik ayah.."

Ayah Xiaokai segera pergi untuk kekamar Chris. Sedangkan Shinta dan Xiaokai melanjutkan sarapan mereka.

"Bawa mereka masuk, kami masih harus menyelesaikan sarapan kami"

"Baik tuan..."

Setelah Robert pergi, Shinta menghadap kearah Xiaokai.

"Ada apa kamu melihatku?"

"Apa aku cantik?"

"Tentu... Kamukan istriku "

"Emm... Maksudnya penampilanku"

"Bagus penampilanmu"

"Apa aku perlu berganti baju?"

Xiaokai menatap istrinya kembali, dress floral diatas lutut dengan rambut tergerai serta make up tipis.

Sangat cantik.

"Tidak perlu....kamu sudah cantik..."

"Emm..."

"Mari temui mereka dan selesaikan masalah ini"

"Baiklah..."

Shinta dan Xiaokai segera pergi ke ruang tamu, mereka bergandengan dengan mesra sesekali Xiaokai mencium pelipis Shinta.

Shinta cukup terkejut saat kakinya melangkah masuk kearea tamu.

Dia kira akan satu atau dua orang tapi beberapa orang sekaligus. Dan seorang kakek yang duduk ditengah itu sangat mirip dengan sang ayah.

"Apa ada yang bisa kami bantu?"

Shinta masih diam dan menggandeng tangan Xiaokai erat.

Shinta tampak melihat sebuah kemunafikan di wajah mereka.

Aku Simpanan Where stories live. Discover now