AS_09

4.1K 154 0
                                    

Luka dikepala Shinta sudah diobati oleh dokter Risa, dan dia juga mengatakkan kalau lukanya tak apa.

"Mungkin beberapa saat lagi akan bangun"

"Oke... pergilah"

Arjuna menatap Shinta yang tertidur, gadis ini selalu saja terkena masalah.

Arjuna segera berbaring disamping Shinta,  dan memeluk gadis itu erat.

"Sepertinya aku menyukaimu, setan kecil..."

Tak berapa lama, Arjuna juga tertidur sambil memeluk Shinta. Lelaki itu terlihat begitu nyenyak.

Pagi harinya, Shinta terbangun lebih dulu. Kepalanya pusing dan begitu haus.

Shinta membuka matanya, dan teringat kejadian semalam. Zeck begitu kuat mendobrak pintu kamar mandi. 

Dan, Shinta sekarang tak berani untuk menoleh kesampingnya.  Dia takut kalau lengan yang melingkar dipinggangnya adalah tangan Zeck.

"Kenapa menangis?"

Suara berat yang familiar ini membuatnya tenang.

Dan saat menoleh, Arjuna disampingnya.

Tersenyum.

"Kenapa diam saja, ada yang sakit?"

Shinta masih saja diam, dan gadis itu segera memeluk Arjuna dengan erat.

"Hei... kenapa?"

"Aku.... aku....."

"Sssttt.... kamu aman, ada aku disini. ..."

"Zeck, dia.. lelaki itu..."

"Aku tahu. .. dia sudah aku tangani..."

"Aku takut, aku takut Zeck datang lagi"

"Tidak akan.... ada aku disini"

"Terima kasih"

Arjuna tersenyum dan mencium Shinta begitu lembut.

"Apa ada yang pusing?"

"Ada sedikit sakit dikepala ku. .."

"Benarkah?? Segera minum obat, sakitnya akan reda"

"Ehm...."

"Aku sudah memberikan absenmu pada ketiga temanmu... kamu istirahat yang baik..."

"Iya.... Juna. ..."

"Ada apa?"

"Aku lapar..."

"Kamu ingin makan apa?"

"Nasi goreng"

"Akan aku buatkan...."

"Terima kasih...."

Juna hanya tersenyum dan lekas keluar dari kamar.

Tak sampai satu jam, Juna sudah kembali dengan senampan makanan.

Didalam nampan itu berisi sepiring nasi goreng dengan porsi besar, jus jeruk, serta buah potong.

"Untukmu mana?"

"Makanlah dulu, aku nanti saja..."

"Ini saja... ini terlalu banyak  untukku makan sendirian"

"Baiklah... tapi kamu makanlah dulu"

"Emmm...."

Juna menyendok sedikit nasi itu dan menyiapkan nya pada Shinta. Nampak Shinta begitu senang dengan perlakuan Juna yang sederhana ini.

Aku Simpanan Where stories live. Discover now