Ch. 7: Pengakuan vs Keseriusan

859 206 45
                                    

Mata Jisoo menemukan sesuatu yang menarik, dia mendongak spontan kaget melihat sosoknya tahu-tahu muncul di area mejanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Jisoo menemukan sesuatu yang menarik, dia mendongak spontan kaget melihat sosoknya tahu-tahu muncul di area mejanya. Menarik kursi kosong di depannya itu, asal duduk sembari meletakkan laptop dan beberapa buku bawaannya di sebelah barang-barang Jisoo.

Dahinya mengernyit. Dalam hati sebenarnya dia ketar-ketir, bukan karena pemuda itu duduk di bangku sama dengannya di perpustakaan ini, melainkan karena keingat ucapannya tempo hari. Jisoo enggan berbagi kontaknya meski bisa menolak, tapi menolak secara langsung apalagi tatap mula gini tuh, kadang bikin sungkan.

“Jangan pikir kalau gue nguntitin lo ya,” ujarnya disertai senyum sampai ke mata. “Kebetulan aja ketemu dan kebetulan juga bangku yang lo dudukin sering gue pakai.”

Jisoo diam. Bingung harus gimana balas perkataan si kakak tingkat beda jurusan ini. Masalah bangku sebenarnya Jisoo jarang duduk di bangku ini sih, hanya gara-gara tempat favoritenya sudah diisi sama orang lain jadinya dia terpaksa menempatin bangku kosong di sudut bagian Selatan dekat sama rak buku bahasa.

“Ngerjain skripsi juga?” tanya Jaewon sembari memperhatikan bawaan gadis di depannya ini. “Samaan dong. Sampai bab berapa?”

Jisoo menggeleng. “Eh? Bukan skripsi, tapi skala.”

“Skala skripsi ‘kan?”

“Bukan, bukan,” serunya. “Skala penelitian tapi bukan skripsi.”

“Iya, skripsi ada skala penelitiannya kan antara bab tiga sama lima.”

“Hah?” Jisoo bingung sesaat. “Oh ... iya ya, ada cuma yang gue kerjain bukan skripsi tapi skala penelitian. Jadi ini tuh, kayak skripsi gitu, Kak. Tapi versi belajar—eh, gimana ya, nyebutnya.”

“Proposal?”

“Mirip itu sih, tapi lebih ke gampangnya.”

“Makalah?”

Jisoo menggeleng. “Makalah cuma satu bab hitungannya kalau yang gue kerjain ada sampai tiga bab.”

“Proposal?”

“Mirip-mirip itulah.”

“Hahaha.” Lalu tawanya berhenti ingat kalau posisinya lagi di perpustakaan. Ramai sedikit dan ketahuan sama penjaganya, bisa-bisa diusir. “Oke oke, anggap aja gue ngerti.”

Jisoo meringis kadang bingung sendiri buat jelasin ke orang-orang di luar fakultasnya gitu bedanya antara skala; tps (proposal); dan skripsi di fakultasnya. Belum lagi kalau mereka tahu masih ada pengukuran psikologi yang hampir sama seperti skala; tps; dan skripsi.

“Ngerjain bab berapa?” tanya Jaewon.

“Dua. Masih stuck di situ. Hehe.”

“Sama, dong?” balasnya malah kedengaran seperti orang girang. Seakan dia baru menemukan teman seperjuangan di bab dua, padahal jelas-jelas apa yang mereka kerjakan beda.

Shameless 2.0 | taesoo [✔]Where stories live. Discover now