Ch. 12: Bicara (2)

885 210 50
                                    

Okee, tahan dulu ....

Pas tengah malam Jisoo kebangun tidur, mengerjap, lalu melirik kanan-kiri bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pas tengah malam Jisoo kebangun tidur, mengerjap, lalu melirik kanan-kiri bingung. Hah? Kok bisa? Bertanya-tanya kebingungan pasalnya saat ini dia ada di dalam kamarnya sendiri bukan kamar orang lain padahal seingatnya tuh dia ada di kamar Taeyong terus kenapa bangun-bangun udah pindah tempat begini? Aneh.

Dia juga yakin kok kalau ketemu Taeyong tuh bukan lewat mimpi, mereka beneran ketemuan di rumah kontrakan lelaki itu. Jisoo masih merasakan gimana keruhnya perdebatan mereka di dalam kamarnya dan bagaimana sosoknya berhasil membuatnya ketakutan setengah mati dengan sikap seramnya.

Jisoo meloncat turun dari tempat tidur. Keluar kamar agak panik untuk mencari jawaban di balik pemindahannya kemari.

“Udah bangun?” tanya Johnny diikuti dua kepala langsung mendongak serentak ke arahnya, perhatian mereka teralihkan seketika dari papan monopoli di meja.

Ada Hwasa bersama si pacar, Yuta, katanya sih mau pindah ke kostan ini bulan depan kalau kostan lama udah selesai. Pindah sekarang nanggung soalnya kost bulan ini telanjur dibayar, toh dibayar pun percuma kalau cowok itu belakangan sering menginap di sini, bahkan sebagian lemari Hwasa sudah diisi beberapa pakaiannya. Jelas Yuta akan satu bilik bersama sang pacar alih-alih sama Johnny, mana sudi orangnya.

“Martabak, Jis. Mau?” tawar Yuta membuyarkan raut bingungnya yang mudah bagi tiga orang ini membacanya diiringi rasa lapar yang baru terasa eksistensinya.

Ah ya, dia lupa belum makan malam.

“Taeyong yang nganterin lo balik,” celetuk Hwasa menjelaskan tanpa diminta.

“Oh?” Garis-garis kerutan muncul di keningnya. Kenapa? Pertanyaan itu muncul sekejap untuk dirinya sendiri.

Johnny menggeser duduknya, menyuruhnya untuk menempati bagian kosong sebelahnya daripada harus berdiri dengan raut bingung—khas orang-orang bangun tidur.

“Katanya lo sakit,” jelas Johnny tiba-tiba menyentuh keningnya dengan tangan yang dibolak-balikan dari telapak ke punggung semata-mata untuk merasakan suhu tubuh Jisoo. “Udah turun kayaknya.”

Udah bangun langsung bingung sekarang malah nambah dibuat bingung. “Gue enggak demam, Johnny.”

“Lo jatuh pingsan katanya,” Johnny menjelaskan lagi.

Jisoo menatapnya mencela. Lo percaya sama omongan dia? tanyanya lewat pelototan matanya alih-alih nada. Si cowok sekadar mengangguk seiring bahu yang terangkat sekali sebagai jawaban, ya gue percaya sama dia.

“Diapain Taeyong lo?”

Sorot tajamnya langsung beralih ke Yuta yang sedang nyengir bodoh itu. Hwasa gregetan sama pertanyaan cowoknya langsung memukul lengannya sembari mengomelinya habis-habisan. Yuta mencicit seperti hamster.

“Intinya Taeyong nganterin pas lo masih tidur,” jelas Johnny dengan sikap tenang. “Doi bilang lo sakit dan nggak bisa jagain karena harus pergi, sementara ninggalin lo sama temannya bukan pilihan bagus. Alasan kenapa lo bangun-bangun ada di rumah.”

Shameless 2.0 | taesoo [✔]Where stories live. Discover now