Ch. 20: Gelisah

750 184 69
                                    

Ehe. Peek a boo!

Gimana Taeyong mau tenang seharian ini kalau sms-nya aja kagak dapat balasan dari kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana Taeyong mau tenang seharian ini kalau sms-nya aja kagak dapat balasan dari kemarin. Check berulang notifikasi ponsel isinya terus sama, perasaan enggak ada update terbaru dari kontak nama yang sudah mengisi dial nomer satunya. Ngespam sms enggak digubris sekali, boro-boro spam kan, telpon saja enggak diangkat.

Bikin si cowok gelisah seharian, jadi kurang fokus saat Mbak Sunny—sang psikolog—memberinya nasehat dan pertanyaan di setiap sesi, Taeyong yang bengong kadang harus ditegur duluan untuk merespon pertanyaannya. Tiap ditanya ada masalah apa jawabannya sekadar gelengan kecil, lalu cengiran khasnya itu upaya kalau sementara dia menolak berbagi kegelisahan bersamanya.

Mbak Sunny maklum, tanpa memaksanya bercerita dia segera mengakhiri sesi pertemuan mereka sore itu dengan syarat kalau besok lagi Taeyong harus dalam keadaan siap. Taeyong mengiyakan langsung sebelum keluar dari ruangan tersebut, sebenarnya agak ragu kalau sesi berikutnya dia bisa dikatakan siap karena setahunya dari awal dia belum pernah siap buat kemari. Hatinya masih setengah belum sepenuhnya punya nyali untuk mengakhiri keresahan dirinya ini.

Taeyong berjalan cepat menuju parkiran dengan niatan ingin segera pergi dari sini. Ponsel dalam genggamannya terus melakukan panggilan, berdering namun jawaban tidak pernah dia dapatkan sejak pamitnya pulang ke rumah. Entah ini perasaannya belaka atau memang gadis itu sedang menghindarinya dengan cara yang menurutnya kekanak-kanakan.

Apa-apaan tanpa memberinya kabar apakah dia sudah sampai di rumah, tanpa membalas seluruh pesan kecemasannya, atau mengangkat telpon berdering darinya walau hanya sekali saja? Sialan. Begini kah caranya dia menyiksa dirinya dengan segala tingkah bungkamnya mentang-mentang jarak mereka jauh?

Taeyong berhenti, mengusak surainya gelisah. Astaga, baru sehari lho, tapi rasanya seperti dicampakkan berbulan-bulan. Gue salah apa? Karena seingatnya juga dia tidak bertingkah macam-macam belakangan, jika dihitung pula malahan dia lebih sering menempelinya ke mana-mana. Seperti lem dan kertas.

Dia enggan berpikiran negatif tentangnya, tapi karena Taeyong belum pernah terabaikan oleh orang jadi pikiran itu terus mengusik dirinya sehingga muncul banyak dugaan-dugaan tak menyenangkan yang bikin dia panik setengah mati. Sekalipun Jonghyun siang tadi menyuruhnya tenang dan berdalih kalau gadisnya bukan tanpa sengaja mengabaikan pesannya, seseorang ketika pulang ke rumah setelah bulanan jarang pulang jelas dia akan mengabaikan kehidupannya di sini sesaat demi menghabiskan hari libur bersama keluarga. Taeyong jelas tak akan mengerti euphoria pulang kampung bagi anak rantau, mengenali bagaimana cowok itu sendiri meski rumah satu kota dan hanya berjarak beberapa puluhan kilometer saja jarang balik rumah.

Beberapa hari doang, nanti balik lagi kok.” Jujur saja, dia kurang terima kemarin niatan baliknya itu yang terkesan dadakan. Pasalnya saat dia bangun tidur malam pukul delapanan di kamarnya kemarin, dia kaget saat melihat sosoknya rapi dan kelihatan sudah siap berangkat pergi. Tambah kecewa lagi saat Jisoo menolak diantarkan, justru lebih memilih Johnny daripada tawarannya.

Shameless 2.0 | taesoo [✔]Where stories live. Discover now