Epilog: The Moment

1.2K 220 79
                                    

Lupa update kemarin 😭

Baru juga genap empat hari enggak balik kosan, begitu pulang Hwasa langsung mencercanya habis-habisan pertanda kalau cewek yang menghitamkan rambutnya itu kangen berat sama dia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru juga genap empat hari enggak balik kosan, begitu pulang Hwasa langsung mencercanya habis-habisan pertanda kalau cewek yang menghitamkan rambutnya itu kangen berat sama dia. Jisoo cuma lengir sepanjang Hwasa mengomelinya kayak ibu-ibu yang mergokin anak gadisnya balik jam sepuluh malam, duh bawel banget. Tapi lewat kebawelan itu yang suka bikin Jisoo betah dan merasa dirindukan.

“Ya elah, jauh-jauh luar kota baliknya bawa bekel doang,” seru Yuta saat menengok tas bawaan Taeyong yang dibongkar isinya di atas meja di ruang tengah. Bisaan banget ya, komentari bawaan orang, tapi habis itu nyomot udang tepung goreng bikinan Tante Dara, dua kali lagi!

Tiap balik rumah terus ke kosan, dia selalu dibawain bekel makanan Tante Dara yang dimasak spesial tiga jam sebelum keberangkatanya. Walaupun Jisoo wanti-wanti kalau tantenya itu nggak usah repot-repot dimasakin segala, tetap saja si tante masak dan menolak ditolak. Pas awal dibawain bekel tante cuma masakin tiga jenis makanan, lalu setelah kenal dua teman Jisoo yang tinggal seatap, menu bekalnya jadi bertambah. Di antara banyaknya makanan ini, ada menu yang selalu sama dimasakin si tante: kepala ayam dan sop bakso buat Jisoo, udang goreng tepung sambal mantah kesukaan Hwasa, dan tumis kangkung sama botok telur asing kesukaan Johnny.

Tantenya masih ingat apa saja masakannya yang disukai sama teman-teman Jisoo yang dulu pernah main ke rumahnya tiga kali waktu liburan semester.

“Bacotnya gede, nafsu makannya juga gede,” cibir Taeyong buat Yuta yang masih saja mengambil satu udang tepung goreng. Hwasa sadad makanan kesukaannya dicolong mulu cowoknya langsung ngomel dan merebut kotak makan itu, mengamankan dari Yuta yang sekarang merengek minta dibagi.

Taeyong melihat itu menggeleng sambil tiduran di sofa. Istirahat dulu, rebahin punggung yang capek efek duduk berjam-jam di depan kemudi sebelum sore nanti balik ke kontrakan. Nggak bisa tinggal lama-lama di kosan Jisoo, udah telanjur janji tiga hari lalu sama Bang Ceye kalau dia bakalan nemenin ke Whisdom nanti malam. Temannya Bang Ceye ada yang ulang tahun dan dirayain di Whisdom—ini tuh kafe sekaligus bar gitu, bukanya selalu jam sembilan malam sampai jam enam pagi. Taeyong hapal jadwal opening dan closing Whisdom soalnya sering ke sana juga sama teman-temannya.

Pas baru mau pejemin mata, tepukan di kaki langsung gagalin rencana tidur sebentarnya. Dia mengintip di balik tirai mata dan mendapati Johnny-lah orang yang menepuk kakinya, yang saat ini duduk di lantai depan meja di ruang tengah dengan punggung bersandar di sofa tempat Taeyong rebahan. Di sebelah cowok jangkung itu ada Jisoo nampak girang memegangi ponselnya yang sudah baikan.

“Laptopnya gimana?” tanya gadis itu menatap antusias teman dan ingin tahu Johnny yang langsung ikut balas menatapnya.

“Katanya minggu depan, tapi gak tahu juga. Belum cek ke sana,” jawabnya terus menoleh ke belakang, tempat Taeyong rebahan. “Gimana perjalanannya. Capek?”

“Banget,” jawabnya.

Jisoo spontan noleh dan baru ingat kalau Taeyong pasti kecapekan habis nyetir perjalanan jauh. “Istirahat dulu aja atau gak tidur di kamarku. Nanti aku bangunin jam enam.”

Shameless 2.0 | taesoo [✔]Where stories live. Discover now