Ch. 13: Sosial

832 217 117
                                    

Oke, pegangan tangan ....

Oke, pegangan tangan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

“Rese banget gak sih, keputusannya?” seru Ong di meja obrolan siang itu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


“Rese banget gak sih, keputusannya?” seru Ong di meja obrolan siang itu.

“Nyesel gue udah marah-marah di dialog mahasiswa taunya gitu doang hasilnya.”

Sowon menyikut siku Ravn yang barusan ngomel. “Bagus tahu ada yang ikut debat di sana,” ujarnya merasa bangga atas tekad Ravn ikut debat pada dialog mahasiswa karena selama ini kelasnya cuma mengandalkan suara komting atau beberapa anak orma yang kadang kurang pro sama keputusan teman sekelas. Lalu karena sebagai mahasiswa mereka udah greget juga akhirnya Ravn ikut terlibat pada kegiatan tersebut bersama beberapa orang pilihan sebagai perwakilan dari kelas Psi-B.

“Alah seru apaan?” cemooh Ravn masih dongkol sama keputusan akhir. “Dekannya kek taik.”

“Heh. Mulutnya!” tegur Jisoo ngeri sendiri sambil melirik kiri-kanan was-was, takut ada dosen mengingat keberadaan dosen sering mereka temuin di gedung kantin.

“Emang Ravn bener kok, dekan kita kayak eek,” sambung Ong malah bikin keadaan runyam. “Bukannya nurutin kemauan mahasiswanya malah ambil keputusan seenak udelnya.”

“Gimana lagi, Ong? Yang pilih KKN lebih banyak dibandingkan magang,” ujar Jisoo turun tangan. Sebenarnya dia sama dongkol kayak teman-temannya ini setelah keputusan dekan bersama dosen pagi tadi jam sepuluhan bahwa mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi wajib ikut KKN alih-alih dapat pilihan antara magang sama KKN.

Pada dialog mahasiswa tiga hari lalu, mayoritas angkatan Jisoo dan angkatan bawah memilih KKN diwajibkan sementara minoritas memilih magang sebagai pilihan kedua bukan wajib. Ada perdebatan panjang, suasana pada ruang dialog mahasiswa tiga hari lalu mendadak keruh berkat argumentasi orang-orang pandai bicara yang saling mendebatkan keunggulan tujuan pilihan masing-masing sampai beberapa anggota orma turun tangan sebagai penengah. Lalu keputusan hari keluar bahwa dekan bersama dosen dan perwakilan mahasiswa memutuskan KKN wajib bagi mahasiswa-mahasiswi psikologi, yang membuat minoritas pemilih magang dongkol bukan main.

“Ngomel terus jadi lapar,” celetuk Ong lalu bangkit dari bangku menuju stand makanan seafood yang sudah menarik perhatiannya sejak tiba di bangku ini.

Shameless 2.0 | taesoo [✔]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt