Ch. 19: Dari mulut ke mulut (2)

820 204 42
                                    

Oke, tahan dulu ...

“Lo percaya gitu Taeyong bisa berubah?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Lo percaya gitu Taeyong bisa berubah?”

Aneh kalau tiba-tiba Hwasa nanyain soal beginian sama dia yang lagi fokus mengerjakan ulang tugas skala di kamarnya itu, numpang bentar soalnya kamar lagi ada Taeyong bobok siang. Tadinya mau belajar di ruang tengah, cuma area tersebut sudah dikuasai sama Yuta yang lagi nge-game sambil rebahan di sofa.

Jisoo jadi kurang fokus mendadak ditanyain soal gituan. Antara dia belum percaya sama sedang mencoba memberinya kesempatan untuk berubah beda tipis takarannya. Mengubahnya menjadi sosok laki-laki sempurna pun mustahil dengan track record-nya yang bisa dibilang terlalu banyak minusnya dibandingkan poin plus. Tapi mengubahnya menjadi sosok laki-laki baik bisa diatur demikian rupa jika orang itu sendiri ada ambisi untuk menjadi laki-laki baik.

“Pernah nyoba cek hapenya?” tanyanya lagi.

Jisoo menggeleng jujur.

“Gue yakin sih, meski doi tahu how treat you better, pasti medsosnya kayak asrama putri.”

Gadis itu nyengir tipis. Bukan karena dia tidak terpikirkan sama kata-kata Hwasa, hanya saja dia memang tidak suka mengotak-atik privasi seseorang, terutama ponsel. Benda pipih yang digadang-gadang sebagai teknologi canggih masa kini itu merupakan bagian dari privasi seseorang tanpa kecuali, bahkan dari golongan orang tua sama anak-anak termasuk, dan salah satu dari orang itu adalah dirinya.

Ponsel adalah privasi. Dan Jisoo tidak suka ikut campur dengan privasi orang demikian dirinya tidak suka jika ada orang mengotak-atik ponselnya.

Hwasa berkata, “Sekali-kali ngecek hape pacar gak masalah kok. Ini namanya self defence pasangan, siapa tahu kan ada yang perlu kita khawatirkan dari pasangan.”

“Itu namanya kita gak percaya sama pasangan,” sahut Johnny muncul di balik pintu kamar Hwasa dengan tas gendong ditenteng belakang dan kantong hitam di genggaman kirinya. Cowok itu baru pulang dari tempat magang langsung ikut membaur bersama dua teman ceweknya ini.

“Enggak gitu, John,” balas Hwasa mengubah posisi rebahan di kasur jadi duduk menyila. “Percaya sama pasangan emang harus tetap ada. Tapi ... tapi nih ya, tapi mengkhawatirkan kesetiaan pasangan juga akan tiba saatnya. Dan buat cari tahu emang paling gampang nyari di hapenya langsung.”

Johnny paham sama konsep yang dimaksud Hwasa. Cuma masih ada perasaan ganjil. “Agak lucu kalau lo nyuruh Jisoo periksa-periksa hape Taeyong.”

“Emang napa?” tanya Hwasa.

Bikin gadis dengan rambut dicepol belakang itu mengernyit, memandangi bergantian raut kedu temannya ini.

“Lo pikir Taeyong siapa? Begituan doi tetap masih ada,” ujarnya lalu menatap iris coklat gelap milik Jisoo dengan minta maaf. Bukan maksud apa-apa kalau ngomong soal beginian tentang Taeyong, enggan menjelek-jelekkan juga, toh dia sekadar menilai berdasarkan pengalamannya berteman dengan cowok itu.

Shameless 2.0 | taesoo [✔]Where stories live. Discover now