17

2.6K 293 4
                                    

Happy Reading

Seorang pria paruh baya dengan jas kantor berwarna hitam yang masih melekat di tubuhnya kini menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai dua rumahnya.

Ya, benar itu adalah Sandy Angelio Addison. Entah dia juga tidak mengerti atas apa yang dia lakukan saat ini. Kenapa dia tiba-tiba saja ingin melihat Archen?

Sandy menghentikan langkahnya. Dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir nama anak sialan itu. Dia berniat balik saja ke bawah.

"Shit. Ini kaki saya kenapa tidak mau putar balik?!" Sandy mengumpat.

Sial, mengapa dia seperti ini sih. Apa yang terjadi sama anak itu? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sedang ada masalah atau apa?

"ARGHH," Sandy sangat frustasi. Mengapa sekarang di pikiranya selalu ada nama Archen, Archen, dan Archen!

Sandy memutuskan untuk melanjutkan perjalananya kearah kamar Archen. Setelah sampai di depan pintu, Sandy ragu untuk membukanya. Nanti jika Archen ada di dalam dan bertanya kenapa dia kesini, trus Sandy harus jawab apa dong?

Tapi itukan kalau ada Archen nya. Kalau nggak ada ya syukur deh. Tapi tunggu! Bisa jadi kan Archen sudah pulang sekolah, di depan motor Gavin juga sudah pulang. Itu artinya Archen juga sudah pulang dong.

Sandy memegang knop pintu kamar Archen. Tapi pria tersebut juga sedang memikirkan alasan apa yang cocok jika benar Archen ada di dalam. Tidak mungkin kan, Sandy bilang kalau dia sedikit khawatir? Mau di taruh dimana mukanya, tengsin ye!!

"Percuma ada otak kalo nggak bisa mikir," ujar Sandy.

Pria tersebut memberanikan diri untuk membukanya dan yahh...

Ceklek

Pintu kamar Archen terbuka, bau maskulin khas pemuda itu seakan langsung menyambut indra penciuman Sandy. Sandy membuka pintu kamar Archen semakin melebar.

"Dimana anak itu?" Gumam Sandy.

"Masa sudah jam segini belum pulang."

"Eh, kenapa saya harus repot-repot memikirkan anak itu. Tidak penting juga."

Eh, pak tua itu juga anak lo ya! Lo yang buat juga, nggak ngakuin dasar!

Sandy beralih menatap kamar Varo. Dilihatnya kamar itu sepertinya... Varo belum pulang. Sandy berjalan, setelah sampai di depan kamar Varo. Pria itu membuka knop pintu.

-kosong-

Sekarang Sandy akan ke kamar Gavin. Siapa tahu dirinya menemukan Varo disana.

Ceklek

Terlihat pemuda yang sedang memainkan ponsel di genggamanya menatap ke arah pintu. Gavin sedikit mengerutkan keningnya "ada apa papa tiba-tiba ke kamar gue, tumben?" Batin Gavin.

"Kenapa pah?" Tanya Gavin.

"Dimana abang kamu," ujar Sandy sedikit tegas.

"Di kamar paling."

"Tidak ada Gavin. Apa kamu tidak pulang bersama Varo?" Tanya Sandy lagi. Gavin menggeleng.

Boys of Transmigation [END]Where stories live. Discover now