39

1.4K 129 5
                                    

Selamat membacaaaaa...

Happy Reading

Beberapa bulan berlalu sudah. Pahit, getir, manis nya kehidupan telah Archen lewati hanya untuk menuju satu tujuan, yaitu memperbaiki keadaan di dunia nyata dan kembali ke raganya

Archen Lupinio Pandora, pemuda itu kini dapat tersenyum lega. Awal kejadian dimana mamahnya ternyata sangat menyayangi nya, dimana ia juga merasakan kasih sayangnya walau hanya sebentar.

Dan ia juga hanya bisa melihat dari dunia ini, entah dimana ia sekarang ini. 'Archer' sosok malaikat penolong yang bersedia mengulurkan tanganya untuk Archen.

Mungkin dalam raganya, Archer lah yang dipeluk Maureen. Namun jauh dari sana, Archen juga tersentuh akan hal itu. Bagaimana pun raga miliknya telah dipeluk oleh sang mamah.

"Gue pikir...itu awal persatuan gue, mamah, Papah, dan abang gue," ucapnya terhenti kala setetes air mata jatuh dari kelopak matanya.

"Ternyata itu pelukan pertama dan terakhir dari mamah."

"Lepas dari kejadian itu, ada ombak lagi yang nerjang gue. Dimana Archer, ia difitnah habis-habisan sama keluarga gue."

Setelahnya, Archen tersenyum "tapi dia kuat juga. Dia bahkan bisa melewati itu semua, sampai berakhir seperti sekarang."

"Ombak yang nerjang gue kala itu seakan berhenti, mereka berbondong-bondong membuat pantai ini. Pantai yang sekarang dihadapan gue, pantai yang cantik, dan pantai yang membuat alasan gue tersenyum."

"Pantai serta langit juga bekerja sama membuat kejutan untuk gue," tetesan air mata haru terus keluar dari matanya.

"Langit yang juga berusaha membuat pelangi, hanya untuk gue?" Tanyanya bingung, bolehkah ia memilih keadaan seperti ini saja.

Bolehkah Archen dapat kembali serta hidup di dunia dengan keadaan seperti ini?

"Gue sangat berterimakasih untuk ini Cher. Gue berutang budi banyak sama lo."

~~~

"ASTAGA," teriaknya kala bangun dari tidur.

"Yaampun, cuma mimpi."

Yap benar, dia Archer Lupinio. Ia tertidur larut dan bangun terlambat pagi ini.

Mengusap wajahnya kasar "gue hanya membantu apa yang bisa gue bantu Chen," ucap Archer menatap lurus kedepan.

Setelahnya, ia baru sadar kala mendengar deringan alarm di samping kasur nya "GUE TELAT GILA!!" Serunya, kemudian ia langsung melompat dari kasur dan masuk kedalam kamar mandi.

***

Di dalam kelas sepuluh ipa 2, gadis bersurai pirang terlihat sangat cemas. Ia melirik kesana-sini seperti sedang mencari sesuatu.

Teman sebangkunya pun merasa bingung melihat kelakuannya "lo kenapa si Tan," tegur Selly kala melihat gadis tersebut bingung.

Titania menengok Selly sekilas, namun ia kembali menatap keluar pintu "kak Archen kok belum keliatan ya."

Selly merotasi bola matanya "gue kira ada apaan."

"Gue khawatir nihh, nggak biasanya kak Archen dateng kesiangan."

"Iya juga sih, biasanya kita berangkat dia udah di parkiran," jawab Selly setelah berpikir sejenak "coba lo telpon."

Titania mengangguk, memencet nomor Archen kemudia menyambungkannya di sambungan telepon "aktif tapi nggak diangkat."

Boys of Transmigation [END]Where stories live. Discover now