46

1.7K 155 16
                                    

⚠️Tandai kalo ada typo⚠️

HAPPY READING

Air mata terus saja menghujani pipi tembam gadis bersurai pirang tersebut. Senggukan akibat tangisnya pun terdengar lebih jelas, hati yang ia jaga selama ini agar tak merasakan sakit, ternyata sia-sia.

Orang yang ia anggap sangat menyayanginya, ternyata hanya bualan omongan saja.

"Hiks hiks."

Langkah kakinya terhenti pada halte bus yang berada tak jauh dari lokasi sekolahnya. Untung saja disana tak ada orang, hanya dirinya saja. Tak lama kemudian bus datang dan berhenti di hadapanya, Titania langsung menaiki bus itu.

Entah jurusan apa bus yang membawanya ini, Titania juga kurang paham. Gadis itu hanya asal naik, ia seperti ingin mencari pelampiasan hanya untuk dirinya. Titania tidak ingin orang tau jika ia sedang sedih, apalagi menjadikan orang lain sebagai pelampiasannya.

"Mam, maafin Tania ya. Tania pergi sebentar, maaf Tania nggak ijin sama Mommy. Tania juga nggak tau mau kemana, Tania cuma ikutin kata hati Tania," batinya seraya memandang keluar jendela bus.

Bus yang ditumpangi Titania berhenti pada halte berikutnya, ia segera turun dari bus.

Dengan seragam sekolah dan tas yang ia tenteng, gadis itu berjalan sesuai kemauan kakinya. Entah apa yang ada di pikiran Titania sekarang.

"Apa ini yang dikatakan sakit hati?"

"Tapi kenapa lebih sakit dari pada tertusuk pisau?" Lanjutnya membatin "jika benar ini sakit hati, mending Tania di tusuk pisau aja. Kalo ketusuk pisau bisa aja kan langsung mati, kalo ini...rasanya Tania nggak bisa nyembuhin."

***

Keadaan berbanding terbalik dengan Titania, saat ini di rooftof ada dua belas remaja yang tengah menikmati semilir angin menerpa wajah mereka.

"Tiap hari kek gini, nikmat banget kayaknya dunia."

Leo menimpuk kepala Bayu dengan kulit kacang "inget, lo masih kecil jangan bolos mulu kerjaannya!"

"Sok bijak lo. Kayak lo nggak pernah bolos aja bang," sahut Bayu memejamkan matanya lagi.

"Emang gue bijak."

Leo kembali memakan kacang kulit yang Arkan beli "KACANG GUE SEM! ABISIN MULU DARI TADI!" Murka Arkan.

"Beli lagi lah gampang, jangan kek orang nggak dikasih duit jajan."

"TAU GUE! TAPI KALO BELI LAGI BELI LAGI SAMA AJA LO YANG NGABISIN DODOL."

"Berbagi itu indah bangg jadi jangan pelit," timpal Arga yang melakukan hal sama dengan Leo. Pemuda itu mengambil kacang kulit dari kresek, me.bukannya dan memakan tanpa dosa.

Arkan yang kesal hanya mengelus dadanya sabar "setan apalagi yang kau kirimkan kepada hamba Tuhan," ujarnya.

"Setan?" Tanya Satria bingung.

Arkan berbalik memandang Satria "noh setan, setan buluk yang nggak dikasih uang jajan sama jin tomang."

"Hahaa jangan gituu, mereka juga temen lo."

"Ogah gue temenan sama serik," jawab Arkan melengos dari depan Satria.

"Serik apaan lagi?"

"Setan burik!" Teriak Arkan yang mulai menjauh dari sana.

Satria, Devan, Gio serta Adrian hanya menggeleng kepala. Menurut mereka si Arkan juga sama saja, apalagi kalo kumat, behh berasa pengen masukin ke alam kuburnya Allah.

Boys of Transmigation [END]Where stories live. Discover now