08. Penyelesaian Masalah.

3.1K 439 20
                                    

Sebelumnya, mungkin part bakal keliatan ngaco banget karena minimnya pengetahuan dalam masalah ini.

Tapi kembali lagi semua yang ditulis disini hanya fiksi👍🏼

Selamat membaca.

Hari senin pagi, dua orang polisi datang ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari senin pagi, dua orang polisi datang ke sekolah. Bersama kepala sekolah dari STM juga pemimpin rombongan STM kemarin. Rian yang diduga penyebab utama serangan STM sudah duduk di ruang kepsek.

Mata Rian bertemu dengan Kevin--pimpinan rombongan STM--sekilas. Kevin lebih dulu memalingkan muka. Mereka duduk berhadapan di sofa yang tersedia. Si pimpinan STM duduk bersama kepala sekolahnya sedangkan Rian sendirian, karena pak kepsek duduk di sofa yang berukuran satu orang. Dua polisi duduk di sofa lain.

Awal mula bentrokan dijelaskan oleh Pak Rizal--kepala sekolah Rian. Dari awal rombongan STM yang melempari kaca kelas, sampai siswa yang menikam Benjamin. Semua orang di ruangan menyimak.

Siku Rian menumpu di atas lutut, dua tangannya bertaut di depan. Sedangkan mata menatap lurus ke arah Kevin yang balas melihatnya. Pemuda itu bersandar pada sofa dengan tangan yang berada di atas paha.

Setelah Pak Rizal menjelaskan, salah satu polisi dipersilahkan untuk angkat bicara.

"Kita disini untuk menyelesaikan masalah di hari jumat kemarin yang belum menemukan titik terang. Pihak berwajib sudah memberi hukuman pada siswa STM Satria yang terlibat dalam memancing bentrokan. Seperti yang kita semua tahu, STM Satria dan SMA Neo sudah berkali-kali tawuran, hampir setiap tahun. Masalahnya pun bermacam-macam, dan untuk kasus kalian masalahnya apa?"

Sunyi sejenak. Untuk beberapa detik hanya terdengar suara AC yang terpasang di salah satu dinding ruangan. Rian hendak membuka mulut guna menjawab, tapi Kevin lebih dulu bersuara.

"Laki-laki di depan saya mengganggu pacar saya, Pak. Dia kemarin juga sempat mengatai pacar saya murahan."

Jawaban Kevin membuat pria dewasa yang ada disana mengangguk. Dari ekspresi mereka seperti sudah menebak akar masalahnya.

Tubuh Rian otomatis tegap setelah mendengar ucapan Kevin. "Tidak, Pak. Hera itu pacar saya, dan dia selingkuh sama Hera. Saya berani sumpah tidak pernah mengatai Hera murahan."

Salah satu polisi bergumam. "Jadi yang mana yang betul?"

"Pengakuan kalian bertolak belakang. Masing-masing dari kalian punya bukti?" Pak Rizal berucap. Tangannya meraih kopi yang tadi baru letakkan saat ia menjelaskan kronologi bentrokan.

Kevin nampak terdiam. Dia jelas tidak punya bukti, karena semua hanya terjadi di depan matanya saat Rian menarik tangan Hera di waktu dia dan Hera menghabiskan waktu berdua. Juga tentang Rian mengatai Hera murahan cuman didengar dari mulut perempuan itu saja. Tanpa sadar tangannya terkepal.

Rian sempat diam untuk beberapa saat. Isi kepalanya sempat kosong sebelum ingat kejadian di halte. Disana kan banyak saksi mata. "Saya punya." katanya.

Dia memutar tubuh ke arah pak kepsek. "Bapak bisa memanggil Haidar dari kelas sepuluh IPS tiga dengan teman saya, Jericho dari sebelas IPS satu kesini? Mereka saksi mata dari pertemuan terakhir saya dengan Hera." Rian lanjut berucap.

BANG RIAN [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang