17. Itu Hantu.

2.5K 400 12
                                    

Jeri keluar dari wc yang berada di kamarnya. Melangkah ke arah kasur sambil tangan setia mengusap perut. Pemuda itu mengambil benda pipih yang tergeletak di atas kasur guna mengirim pesan pada seorang teman yang tadi bermain game online bersamanya.

Jeri terkekeh melihat jawaban dari Rian setelah dia mengatakan sekarang tengah malam. Selanjutnya dia meraih jaket yang ada di depan pintu lemari, lalu mengganti celana pendek jadi celana panjang.

Pemuda itu melihat roomchat bersama Rian tadi, tidak ada tanda-tanda si teman akan membalas pesan, jadi Jeri memutuskan langsung keluar rumah. Dia menunggu Rian yang tadi sepakat akan menemaninya ke apotek untuk beli obat diare.

Selang beberapa menit, Rian datang dengan baju tidur yang dilapisi jaket hitam. Jeri tertawa, "kenapa ga ganti baju?" Dia naik ke atas motor.

Rian terkekeh mendengar pertanyaan jeri, "nanggung, lagian udah malem. Siapa yang mau merhatiin gue make baju apa coba?" Selanjutnya motor yang dikendarai Rian melaju pelan keluar dari lingkungan rumah Jeri.

"Jer, lo beneran aman kan? Kalau perlu ke wc bilang aja ya, ntar gue cariin wc umum."

Jeri memukul pelan kepala Rian yang tidak memakai helm. "Gue emang diare, tapi ga segitunya juga anjir. Cepat aja cari apotek." Bisa si taurus dengar, aries di depan sana tertawa.

Mereka sudah menghampiri lebih dari tiga apotek, tapi tidak ada yang buka. Padahal tertulis di pintunya 'Buka 24 Jam'.

"Kok pada tutup, sih?" Jeri yang mulai merasa mulas di daerah perutnya protes.

Rian memundurkan motornya untuk keluar dari kawasan apotek. "Mungkin ga ada yang jaga." Pemuda itu memutar kepala guna melihat Jeri yang menahan buang air. "Buka google, cari apotek yang beneran masih buka." lanjut Rian.

Jeri menurut, dia buka ponsel untuk mencari apotek yang masih buka di sekitar sini. Sekitar beberapa detik si taurus langsung bersorak. "Ada nih!" Dia tunjukkan layar ponsel pada Rian.

"Mantep, ga terlalu jauh. Tahan ya Jer, jangan kelepasan di motor gue."

Jeri merotasikan matanya malas, tidak ada niat untuk membalas gurauan Rian.

Jeri merotasikan matanya malas, tidak ada niat untuk membalas gurauan Rian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untungnya apotek yang diberitahu Jeri benar-benar buka. Pemuda yang duduk di kursi bagian penumpang itu langsung berlari masuk. Rian mematikan motor, lalu mengeluarkan ponsel dari kantong celana. Matanya memperhatikan sekitar apotek untuk beberapa saat.

Posisinya di depan perumahan. Di seberang jalan ada tempat bermain anak-anak. Lampu yang terpasang menyala terang. Rian dapat melihat tiga ayunan, satu jungkat-jungkit, dua seluncuran, dan satu tumpukan pasir. Di sekeliling taman dipasang pagar kawat yang tinggi.

Rian memutar posisi duduk untuk sepenuhnya menghadap taman. Ada seorang perempuan yang duduk di jungkat-jungkit, rambut diurai panjang.  Mata lelaki mirip rubah itu kembali melirik sekitar, jalanan ini sepi. Rumah-rumah juga nampak tertutup rapat.

BANG RIAN [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang