26. Pulang Latihan.

2.2K 371 27
                                    

Ternyata latihan futsal tidak terlalu melelahkan. Haidar merasa tidak keberatan jika menetap di ekskul ini sampai tamat. Entah karena memang suka atau karena bisa melihat Rian yang selalu menemani Jamin.

Kini Haidar sedang duduk di tribun paling bawah, dia mengambil satu gelas air minum dari dalam kotak. Setelah dapat, dia hendak berbalik untuk melihat ke arah lapangan. Namun belum sampai satu detik, tiba-tiba bola melayang melewatinya. Lambungannya tinggi hingga hampir mengenai Rian yang masih duduk di tribun atas.

Rian tertawa, lalu berdiri untuk mengambil bola tadi. "Hati-hati." katanya sambil memberikan bola pada seorang adik kelas.

"Iya, maaf Bang."

Selanjutnya pemuda yang satu angkatan dengan Haidar itu kembali ke lapangan. Dia lanjut menyusun bola untuk disimpan. Mata Haidar menangkap sosok yang berjalan ke arah Samudera.

Dua orang yang kemungkinan sepasang kekasih itu mendekat ke arah tribun. Laki-laki yang baru datang menyapa Jamin dan Rian.

"Jamin, udah sembuh?"

Pertanyaan itu direspon anggukan oleh Benjamin. "Aman. Cuman kadang nyeri aja."

Haidar naik ke atas tribun, hendak mengambil tasnya.

"Haidar pulang sama siapa?" Rian bertanya setelah yang lebih muda meraih tas.

Jantung yang ditanyai langsung berdebar. Dia menoleh untuk melihat Rian. "Sendirian, naik bus."

"Sama Abang aja kalau gitu." Rian menepuk paha Jamin. "Lo dijemput kan?"

Yang ditanyai segera mengangguk. "Iya. Haidar pulang sama Rian aja. Kalian searah, kan?"

"Tapi, Bang. Gue mau beli sesuatu dulu di jalan." Haidar hendak menolak, karena tidak enak. Memang arah tujuan mereka sama, tapi kan Rian sama tidak terlalu akrab dengannya.

"Ga apa-apa. Gue juga ada yang mau dibeli."

Haidar hendak menolak lagi, namun kalimat Jamin menghentikan niatnya.

"Nah! Berarti Haidar aman ya, pulang sama Rian. Gue mau nanyain yang lain dulu, deh, mana tahu mereka ga ada tumpangan pulang." Benjamin berdiri, lalu berjalan ke arah kumpulan adik kelas yang berada di dekat pintu keluar.

Hendra keluar dari kerumunan setelah beberapa saat berbincang dengan Jamin, lalu dia berjalan ke arah tribun. "Haidar pulang sama siapa?" tanyanya sembari mengambil air dari dalam kotak.

"Sama gue, Bang." Rian merespon. Dijawab anggukan dari orang yang bersangkutan.

"Kalau adek yang ini pulang sama siapa?" Hendra menunjuk Samudera.

"Gue?" Sam yang tadi sibuk dengan ponselnya menoleh. "Gue pulang sama pacar, dong." jawabnya sembari menggerling ke arah Erlangga.

"Jiakh, couple of the year." Hendra terkekeh lalu meneguk air putih yang barusan dia ambil.

Rian menepuk pundak Haidar. "Ayo pulang. Ntar kesorean."

Haidar mengangguk mengiyakan. Dia buang bekas air minumnya terlebih dahulu, lalu mereka beranjak setelah berpamitan dengan tiga orang yang ada disana.

 Dia buang bekas air minumnya terlebih dahulu, lalu mereka beranjak setelah berpamitan dengan tiga orang yang ada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BANG RIAN [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang