31. Si Bungsu Sakit.

3.1K 408 38
                                    

Rian berdecak sebal, dia acak-acak rambutnya sembari menggerutu. Jamin yang duduk di sebelah jelas heran, dia mengusap punggung pemuda itu untuk beberapa saat.

"Kenapa?" bisiknya.

Orang yang ditanyai menggeleng, "nggak."

Selanjutnya mereka kembali memperhatikan pelajaran yang ada di depan. Walaupun Rian tidak fokus sebab masih memikirkan kejadian semalam. Dimana ia secara nekat berbicara dengan Papa Haidar.

Dia merasa malu, sungguh. Pasti pria itu menganggapnya aneh.

Perasaan Rian sejak semalam juga gelisah, dia takut Haidar benar-benar dipindahkan secara paksa. Tidak terbayang sesedih apa jika jadi Haidar.

Tadi pagi saat menjaga gerbang masuk, Rian sama sekali tidak melihat Haidar datang. Padahal dia sempat melihat Farel dan Hanan melewati gerbang.

Selanjutnya setelah pelajaran selesai di jam istirahat, Rian sengaja menahan Farel yang sedang terburu-buru hendak masuk ke dalam toilet. Anak itu meringis sebal saat Rian menahan lengannya.

"Bang, plis. Gue udah di ujung banget ini." mohonnya gelisah sambil kaki dirapat-rapatkan. Dia sudah menahan buang air kecil sejak tadi pagi karena tidak ada satupun guru yang mengizinkannya ke toilet. Wajar saja, karena Farel salah satu siswa yang paling sering izin ke toilet, tapi malah nyasar di kantin.

"Haidar mana?" Rian bertanya, tidak peduli dengan ekspresi memelas di depan sana.

"Ya ampun, Baang. Mana gue tahu, kan rumah Abang yang deketan sama kostan dia."

"Dia ga sekolah?" Pertanyaan kembali dilontarkan.

"Iya, enggak. Chat kami juga belum dibales, jadi ga tau kenapa Haidar ga masuk." Farel menjawab cepat setelah menghela nafas gelisah.

Selanjutnya Rian melepaskan Farel, membuat si adik kelas menghela nafas lega dan berlari masuk ke dalam salah satu bilik. Perasaan cemas kembali menyelimuti hati Rian.

Karena penasaran, Rian mampir di kostan Haidar sebelum pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena penasaran, Rian mampir di kostan Haidar sebelum pulang ke rumah. Dia masuk ke dalam rumah sebab pintunya tidak dikunci, lalu berhenti di depan kamar Haidar. Dia ketuk pintu beberapa kali.

"Haidar?"

Jika dilihat dari rak sepatu yang berada di belakang pintu masuk, mungkin Haidar masih ada di dalam. Rian tidak langsung memanggil lagi, dia biarkan sunyi sejenak untuk memastikan suara yang ada di balik pintu.

"Haidar?"

Rian kembali memanggil karena tidak mendengar suara apa-apa di balik sana. Dia ketuk lagi pintu kamar lalu terdengar sahutan.

"Iya, sebentar."

Suara itu terdengar lemah dan parau. Haidar habis menangis?

Saat pintu dibuka, Rian mendapati wajah Haidar yang merah. Anak itu terlihat kurang sehat.

BANG RIAN [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang