0². Telat

18.5K 1.5K 35
                                    

Aku sudah bangun tapi belum membuka mata, entah kenapa mataku seolah dipasangkan lem perekat hingga tak ingin terbuka. Kuraba raba nakas samping tempat tidurku mencari letak handphoneku.

Dapat!

Kubuka mataku sedikit untuk mengintip pukul berapa sekarang.

07.35

Seketika mataku terbelalak. Dengan tergesa-gesa aku berjalan menuju kamar mandi dengan penglihatan yang menghitam dan mengabaikan rasa pusing serta dengungan menusuk ditelinga.

Sampai dipintu kamar mandi, aku menghentikan sejenak langkahku menunggu penglihatanku membaik juga pusing dan dengungan mereda.

Setelah kurasa cukup, aku mulai masuk ke dalam bathroom. Tak sampai 10 menit  aku selesai mandi dan gosok gigi, aku keluar dari bathroom dengan handuk yang melilit tubuhku.

Berjalan menuju lemari dan mengambil salah satu seragam.

Selesai. Aku tidak menggunakan make up, hanya bedak tabur bercampur sunscreen, menyemprotkan parfume dengan wangi lavender, dan lipgloss dicampur liptint berwarna peach

Ku tarik tali tas dan segera kusampirkan ke bahu kananku lalu mengambil salah satu kunci mobil dengan asal.

Keluar kamar aku langsung dihadapkan dengan tangga, ku langkahkan kakiku menuruni satu persatu tangga dengan sedikit tergesa, melihat pantry mini sepertinya aku akan membolos sarapan hari ini.

Sebelum keluar pintu aku mengambil salah satu sepatu dengan heels pendek yang berada di rak khusus sepatu.

Memasuki mobilku yang berada diparkiran besment dan melajukannya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Sial! Aku terjebak lampu merah.

Sembari menunggu aku membuka dashboard dikursi samping kemudi, mengambil handbody dan mengoleskan ke kaki serta tanganku.

****

Sudah kutebak sebenarnya, aku pasti akan terlambat.

Tin! Tin!

"Eh eneng teh anggota osis kan? Kenapa telat?" Seorang satpam yang menjaga gerbang bertanya padaku.

"Bukan pak." 

"Oalah bukan yah? Mirip banget kalian teh."

"Kebetulan aja mungkin pak, bisa buka gerbangnya pak?" Ujarku yang langsung dibukakan gerbang oleh sang satpam.

"Oh iya, mari."

"Makasih pak." Ujarku sembari mengangguk dan menaikkan kaca mobil kembali.

Ku parkirkan mobilku ditempat parkiran siswa, setelahnya langsung ku langkahkan kakiku menuju guru kedisiplinankedisiplinan karena sebelumnya aku sudah dilirik oleh lirikan tajamnya.

"Etos! Lari keliling lapangan ini dan itu 15 kali." Baru saja sampai dilapangan dia sudah meneriakkan hukuman untukku.

Sebenarnya itu agak berlebihan menurutku, lapangan ini sangat luas belum lagi lapangan olahraga yang disitu juga dan dia menyuruhku mengelilingi 15 kali? Gila!

Yah karena aku malas berdebat aku hanya menggangukkan kepalaku tanpa protes sedikitpun.

Kuletakkan tasku di tempat penonton di lapangan olahraga dan mulai mencepol asal rambutku.

Mulai berlari.

1 putaran, kualihkkan pandanganku kearah jam tangan yang kukenakan, sudah kuhabiskan waktu 1 menit lebih hanya untuk satu putaran.

2 putaran

3 putaran

4 putaran

5 putaran

6 putaran

7 putaran

8 putaran

9 putaran

Keringat mulai bercucuran dengan deras, wajahku mulai memerah karena kepanasan. Teriknya matahari seolah ikut mendukung hukuman yang ku jalani.

Di putaran ke 10 aku mendengar suara ribut. Ahh ternyata kelas pemeran utama perempuan dan laki-laki memiliki jadwal olahraga.

Tapi mengapa mereka bersama? Bukankah kelas mereka berbeda? Yah terserah mereka saja sih.

"ETOS BARU 10 PUTARAN! MASIH ADA 5 PUTARAN!" Guru kedisiplinan yang sedari tadi mengawasiku itu berteriak kencang.

Aku tidak menjawab tapi terus berlari, tidak ada di drama novel-novel aku pingsan dan di gendong oleh pangeran berkuda putih menuju uks. Karena nyatanya aku hanya pemeran figuran.

****

Author POV

Kelas XI IPA¹ dan XII IPS².

Kelas yang menjadi tempat pemeran utama pria dana wanita.

Hari ini mereka sama-sama pelajaran olahraga, dikarenkan guru olahraga kelas XI sedang berhalangan hadir mereka dengan terpaksa harus bergabung bersama kakak kelas mereka.

"Mag! pinjam baju ganti dong, punya gue ketinggalan." Zilly salah satu penghuni XII IPS² berteriak pada temannya.

Tidak menjawab seseorang yang dipanggil 'Mag' itu hanya melemparkan baju kepada temannya. "Thankyou!"

"Hm." Mag atau pria bernama Magenta itu hanya berdehem sembari menggangukkan kepalanya.

"Woe, kalo udah kata pak Arthur disuruh langsung ke lapangan, kita penjas bareng  kelas doinya si Josh." Sang ketua kelas bersuara.

"Ok!"

"Seneng dah tuh, dikasih waktu pdkt waktu belajar."

"Guru pun merestui kalian."

"Hahahaha." Josh yang dibicarakan hanya diam sembari memainkan hpnya.

Kelas XII IPS² mulai keluar kelas menuju lapangan, ditengah jalan menuju lapangan mereka bertemu dengan adik kelas yang akan olahraga bersama mereka.

"Eh ada neng Jelista dan kawan-kawan, mau bareng?"  Zilly pria dengan headband dikepalanya itu menyeletuk pada adik kelas mereka.

"Boleh kak?" Tanya Anya dekat sekaligus salah satu teman sekelas Jelista bertanya.

"Boleh dong." Jawab Zilly mengizinkan.

"Bener kak?" Jelista pada Joshua yang dibalas anggukan kepala.

Mereka berjalan bersama menuju lapangan, saat sampai di pinggir lapangan mereka melihat para teman sekelas mereka yang berhenti dan berkerumun dipinggir lapangan.

"Ada apa Kar?" Willson bertanya pada salah satu murid sekelasnya, saat pria yang dipanggil 'Kar' itu hendak menjawab tapi sebuah teriakkan mendahului.

"ETOS BARU 10 PUTARAN! MASIH ADA 5 PUTARAN LAGI!" Teriakan itu mengagetkan semua siswa sisiwi kelas XI IPA¹ dan XII IPS².

"Nah itu, ada murid dihukum keliling lapangan dua itu."

"Oh oke thanks!" Willson mengalihkan pandangannya kearah teman-temannya. "Mau liat?" Lanjutnya yang dibalas anggukan.

"ANJIR!" Zilly—

Just an Ordinary Extra Figure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang