17. plak!

4.2K 481 1
                                    

"INI SEPATU SIAPA?!" Suara yang terdengar melengking itu mengalihkan pandangan semua siswa kearah sumber suara termasuk diriku sendiri.

Hahh sepertinya ini benar-benar akan menjadi hari terburukku.

Disitu berdiri tiga orang perempuan dengan salah satu siswi dengan penampilan yang terlihat menyedihkan, dia Angel dan antek-anteknya.

Pemuda imut didepanku terlihat semakin gelisah.

Baiklah ini salahmu karna melempar sepatu orang sembarangan, untuk kali ini berhatilah..

Memutar badan 180°, aku langsung dapat melihat angel dengan kedua antek-anteknya. Hari ini benar-benar hari yang menyebalkan..

"Ini sepatu siapa?!" Ujarnya kembali.

"P-punya—"

"Gue yang lempar, kenapa?" Ujarku memotong ucapan lelaki imut disampingku.

Wajah Angel bertambah pias menahan kesal, mungkin jika di anime anime akan muncul dua tanduk berwarna merah dikepalanya. Seperti iblis..

"Lo! Lo sengaja ya cari masalah sama gue?!" Dia berteriak hingga urat-urat lehernya terlihat. hadeuh aku jadi kasian dengan pita suaranya, kasian sekali dia mendapat majikan seperti Angel..

Menggelengkan kepala, "Ga sengaja sorry," Aku berkata dengan wajahku seperti biasa.

Angel kembali nampak murka, baiklah.. Sekarang aku sedang kesal, apa ku korbankan saja dia? Tertiba pikiran itu terbesit di otakku, hmm.. Bukan ide buruk juga sih.

Tanpa kusadari bibirku menyungging membentuk seringaian. Ini murni, benar-benar bukan kesengajaan..

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi ku hingga terasa panas, karna tak siap kepalaku tertoreh kesamping. Bukan bukan itu masalahnya, aku hanya kaget saja.. Dia? Menamparku?

"Lo!"

Belum selesai dengan rasa terkejut, rambutku yang terurai ditarik olehnya dengan kencang. Anjing awas aja rambut gue rontok!

"Kurang ajar lo! Berani lo sama gue?! Gak tau diuntung banget lo!" Angel berujar kencang masih dengan tangan yang menjambak rambutku.

Author pov

Masih berusaha sabar Ethoca memejamkan matanya tidak ingin terpancing emosi.

"Tenang tos, jangan kepancing sama setan satu ini." Ia terus merapalkan kalimat itu didalam batin.

Angel berdecak tak puas dengan respon Ethoca yang hanya diam mengalah, entah mengapa ia menjadi merasa diremehkan.

"Lo ngeremehin gue?!" Ujarnya berteriak tepat didepan wajah Ethoca.

"Jangan teriak depan muka gue anjing! Napas lo bau jingong ck!" Ethoca membalas ucapan Angel masih dengan tenang sembari berdecak sebab air liur Angel yang mengenai wajahnya.

Wajah Angel bertambah merah kesal dengan gigi bergemelatuk kencang, kerumunan murid yang menonton juga makin banyak.

Omong-omong guru-guru sedang ada urusan dengan beberapa orang donatur sekolah. Poor kepala sekolah.. Pasti kena omel sama pemilik sekolah karna ga bisa jaga ketennagan siswa waktu donatur datang wkwkwk...

Ethoca memundurkan wajahnya dengan dahi mengerut jijik saat Angel dengan agresifnya mendekatkan wajahnya dengan wajah Ethoca.

"Lo gamau gue aduin ke nyokap kan? Gausa banyak gaya deh lo!" Angel berdesis berbisik ditelinga Ethoca.

"Aduin aja, lo kan pengecut! Apa-apa lo aduin ke nyokap jalang lo itu!"

"Lo!" Ethoca memejamkan matanya saat pekiknya nyaring suara cempreng Angel terdengar jelas ditelinganya merusak gendang telinga.

"Kenapa? Ga terima? Emang benerkan nyokap lo jalang, yang ngangkang sana sini pftt..."

"Berani lo sama gue?!" Angel berujar dengan emosi. Tenang saja percakapan mereka hanya mereka berdua yang dapat mendengar, kecuali jika Angel berteriak kencang.

"Kenapa harus takut? Sorry aja nih.. Rumah yang lo sama nyokap jalang lo tinggalin itu masih punya gue," Ethoca menampilkan senyum remehnya kembali.

"Anjing! Dasar anak yatim piatu sialan! Mampus mati kan orang tua lo!"

"Dasar anak pelacur sialan! Mampus gatau kan lo anak dari benih siapa!" Ethoca membalas dengan membalik perkataan Angel.

"Bangsat!" Angel berdecak menahan emosi yang sudah diubun-ubun.

"Gapapa nyokap gue jalang, jalang-jalang gini kepincut kan bokap lo?" Lanjut Angel berujar kembali dengan senyum mengejek kearah Ethoca.

Bukannya kesal Ethoca malah terkekeh geli, hahhh.. Percaya diri sekali anak pelacur satu ini. Ethoca berujar dalam hati mengeleng-gelengkan kepala miris.

"Yah silahkan berhalu sepuas lo.." Lagi-lagi Ethoca balas menjawab dengan senyum geli nya yang terkesan mengejek yang kembali menyulut emosi Angel.

Dengan kasar Angel mulai kembali menarik rambut panjang Ethoca dengan kencang bahkan sampai kepala Ethoca mendongak keatas, tak sampai disitu ia juga menampar pipi Ethoca bolak-balik saking kesalnya dirinya.

Kekesalan dirinya yang disebabkan dengan kejadian dikantin tadi bertambah dengan ia yang harus berhadapan dengan Ethoca. Seseorang yang sangat Angel benci melebihi apapun.

Terlanjur kesal dengan perlakuan Angel yang melukai wajahnya, Ethoca mendorong Angel dengan menendang perutnya dengan sedikit kuat hingga Angel terjatuh terduduk menahan sakit diperutnya.

Melihat Angel yang masih sibuk mengelus perutnya yang terasa sakit, Ethoca berjalan sembari mengusap wajahnya dan rambutnya yang berantakan.

Tangannya bergerak menjambak kencang rambut Angel, tangannya yang satu lagi terulur memaksa dagu Angel untuk mendongak menatapnya.

"Lo.." Ethoca menggantung ucapannya dan matanya menelisik penampilan Angel hingga matanya menatap pandangan Angel padanya. Sangat bengis.

"Salah kalau berniat main-main sama gue."

Plak!

Plak!

Suara itu terdengar kencang, Ethoca menampar bolak-balik pipi Angel dengan keras. Meninggalkan bekas tangannya di pipi dengan bedak tebal itu.

Tak puas hanya menampar Ethoca menambahkan tonjokkan manis di tulang hidung Angel hingga mimisan.

Saat akan kembali melayangkan tonjokkan di pipi Angel, sebuah suara menghentikkan pergerakkan tangan Ethoca yang sudah menggantung di udara.

"Ada apa ini—

Just an Ordinary Extra Figure Место, где живут истории. Откройте их для себя