16. maksud jho?

5.2K 593 15
                                    

"Jho!" Seruan itu menyebar keseluruh kantin, Angel perempuan itu berlari dengan semangatnya menuju jho.

Dia mendudukkan dirinya tepat disamping Jho yang kebetulan kosong, "Ini beneran kamu yah sayang?" Tanyanya dengan menyodorkan handphonenya.

Jhos menaikkan sebelah alisnya sembari melirik sedikit ponsel yang tersodor padanya, aahh itu.. Wait! Bagaimana bisa ada yang mempunyai foto saat dia membantu gadis di minimarket lusa lalu?

"Lo dapet darimana foto ini?" Nada bicaranya terdengar tidak bersahabat.

Tersentak, lantas Angel menjawab "E-ee itu.." Bola matanya berkeliling menghindari kontak mata dengan Jhos.

"Jangan bilang lo ngirim penguntit untuk gue?" Nadanya bertambah dingin dan tak bersahabat.

Kesal tak dijawab, Jho secara tak sadar membentak, "JAWAB!"

"I-IYA.. Eh.."

Angel menunduk tak berani, "ma-maaf," Ujarnya dengan suara bercicit.

Prang!

Jhosua semakin naik pitam, kesabaran Jhosua sudah cukup selama ini. Membanting handphone Angel dengan kuat hingga rusak tak tertolong.

"Lo tau? Selama ini tingkah lo menganggu, lo ga malu? Ngejar-ngejar gue padahal udah gue tolak berkali-kali? Selama ini gue diem karna gue ga mau mempermalukan lo didepan umum, tapi sikap lo udah ga bisa gue toleransi lagi," Menjeda sebentar, Jhosua lanjut berkata..

"Nyuruh orang buat jadi penguntit gue? Gue bisa loh lapor ke pihak berwajib, yah walau percuma karna lo gaakan ditangkap karena orangtua lo kaya, tapi.. Itu bisa mencoreng nama baik keluarga lo," Serangai licik muncul di wajah tampannya, mulutnya mulai mendekati telinga Angel dan mulai berbisik.

"Gue juga tau rahasia keluarga pembunuh lo, jadi lo tinggal pilih.. Jauhin dan jangan usik gue? Atau rahasia keluarga lo gue bongkar." Badan Angel kaku seketika, menolehkan kepalanya kesamping yang langsung disuguhi wajah tampan Jhosua dengan seringai liciknya.

Jhosua melunturkan senyumnya dan mulai berdiri dan beranjak keluar kantin, "pilihan ada ditangan lo!" Setelahnya sosoknya menghilang di tikungan dan dikuti oleh temannya yang lain.

"E-euhmm maaf mengganggu yah semua hehhehe," Zilly dengan canggung berucap dan ikut berlari menyusul temannya yang lain.

"Anjir drama banget," Kessi menjulid dengan wajah jijiknya.

"Ngeri juga si sampe ngirim stalker, anjir gue jadi kepikiran hahahha"

"Ketawa kenapa lo?" Jaki melihat aneh adik kembarnya.

"Gue kepikiran aja, ada ga ya orang yang suka sama gue sampe ngestalkerin gue?" Juki berucap sembari tertawa tidak jelas.

Dara yang bertepatan duduk disamping Juki menoyor kepalanya, "Asu gue jadi kepikiran juga kan!" Dara ikutan tertawa dengan sesekali memukul meja.

"Eh btw, kalian penasaran ga si sama yang dibisikin jho?" Celetukan Elang membuat suasana meja hening seketika.

Mengangkat bahu acuh Reza berucap, "Penasaran sih, tapi emangnya kita mau ngapain kalo udah tau?"

"Tos mau kemana?" Anneth berucap saat Ethoca hendak beranjak dari duduknya.

"Toilet, sekalian kekelas duluan," Jawabnya sembari meletakkan uang lembar berwarna biru.

"Perlu ditemenin?"

"Gausah, udah gue duluan ya."

Ethoca POV

Koridor ramai dengan murid-murid, yah wajar saja sekarang jam istirahat.

Aku berjalan sembari memainkan game mobile di ponselku.

Ting!

Sebuah notifikasi menghalangi pandanganku, kubiarkan tapi ternyata notifikasinya lebih dari satu.

You have been slain

Enemy has slain the turret

Defeat

Menghela napas karna akhirnya aku kalah di game karna layar yang tertutup notifikasi terus menerus, salahku memang lupa meng-mute semua applikasi.

Baru hendak memencet notifikasi, kepalaku terhantam oleh sebuah benda keras yang kutebak adalah sepatu.

Bugh!

Memejamkan mata sembari menghela napas, astaga rasanya hari ini benar-benar menyebalkan!

Mulai membuka mata aku memutar balik tubuhku dan memungut sepatu yang menghantam kepala belakangku tadi, seorang pria dengan tubuh mungilnya datang dengan kepala menunduk, dia hanya berdiri diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Punya lo?" Tanyaku, tentunya aku sadar kami sedang menjadi pusat perhatian sekarang.

Laki-laki yang terlihat lucu itu hanya Mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Punya mulut?" Lagi pertanyaan ku hanya dibalas anggukan oleh bocah didepanku ini.

"Lo ga bisu kan?" Tanyaku lagi dan hanya dijawab dengan gelengan kepala.

"Kalo ga bisu jawab ngomong,"

"I-iya kakk.."

"Iya apa?"

"Iya itu s-sepatu punya saya,"

"Mau sepatu ini balik?" Diam diam aku tersenyum licik, kerjain dikit sepertinya menyenangkan.

"M-mau kak!" Tanpa sadar lelaki lucu ini berbicara dengan binar dimatanya, "heumm.. Mau ya?" Mengetuk dagu aku berucap sembari mengetuk-ngetuk daguku sok imut. Hahh kenapa jadi menjijikkan begini..

"Whusss!! Yah kelempar," Aku berujar dengan membuat mimik wajah cemberut, hanya sekejap lalu setelahnya wajahku kembali datar seperti bisanya.

Bocah didepanku nampak menatapku dengan wajah memerah, yahh mungkin dia kesal, tapi kenapa anak anak yang lain juga?

"I-" Ucapanku harus terpotong karna sebuah suara keras terdengar marah.

"INI SEPATU SIAPA?!—

Just an Ordinary Extra Figure Where stories live. Discover now