18. ketua osis

4.3K 474 9
                                    

"Ada apa ini?"Suara itu tidak keras tapi menekan dan terdengar dingin hingga dapat didengar semua orang yang berkumpul disitu.

Ethoca terdiam dengan tangan menggantung diudara, ia mulai menurunkan tangannya dan membalikkan badannya dan kembali berdiri.

Menatap seorang siswa laki-laki yang membuat ia menghentikan aksinya, masih dengan pandangannya yang seperti biasa terlihat menilai ia menatap laki-laki itu dari atas kebawah.

Laki-laki itu diam menunggu jawaban, sembari memperhatikan seorang siswi yang menatap dirinya dengan pandangan menilai.

Setelah sabar menunggu dan tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya, lantas ia mengalihkan pandangannya kearah lantai dan menghela napas kasar saat melihat Angel rekannya terduduk disitu dengan penampilan yang sangat berantakan.

Ia kembali mengalihkan pandangannya pada perempuan didepannya yang penampilannya juga tak jauh lebih rapi dengan Angel. 11 12 lah...

"Kalian semua bubar kekelas masing-masing! Telinga kalian budeg sampe ga danger bel udah bunyi dari tadi?!" Setelah ia berujar kerumunan murid yang menonton langsung ngacir keruang kelas mereka, tak berani melawan ketua osis mereka yang terkenal menyeramkan.

Jika kalian bertanya dimana teman-teman sekalas Ethoca yang lain, jawabannya adalah karna kelas mereka sebenarnya tidak melewati koridor ini, tetapi Ethoca berniat melewati jalur memutar sekalian berjalan-jalan. Tapi sayang sekali niatnya itu malah berakhir buruk.

Dapat seperkian waktu koridor itu lenggang dan hanya tertinggal Ethoca dengan pria lucu yang entah dengan keberanian apa menggunakan tangannya  membetulkan rambut Ethoca yang berantakan, dengan kedua teman Angel yang mulai membantunya berdiri.

Lelaki tadi yang merupakan ketua osis menatap mereka berlima dengan dingin, "Dan kalian, ikut saya keruang bk!" Ujarnya lalu berjalan lebih dulu didepan mereka dan diikuti mereka berlima dengan tidak ikhlas.

***

Ethoca duduk berhadapan dengan ketua Lengkasa —ketua osis, disalah satu sofa diruang bk dengan disampingnya terdapat pria lucu tadi yang duduk dengan menunduk gelisah dengan suhu ruangan yang terasa dingin. Bukan dingin ac tapi dingin nya aura tiga orang diruangan ini.

"Apa yang terjadi?" Lengkasa mulai membuka suara berujar.

Hening tidak ada yang menyahut.

Omong-omong, Lengkasa memang mendapat akses untuk menggunakan ruangan ini.

"Saya tanya.. Apa yang kalian lakukan? Kalian tau kan sekolah lagi kedatangan tamu para donatur dan pemilik sekolah, kenapa kalian malah membuat ulah?" Tanya nya lagi bertambah tajam.

Tadi ia sedang mengerjakan tugas osisnya sebab semester depan ia sudah akan menyerahkan jabatannya kepada adik kelasnya tapi tiba-tiba guru nya menghubungi dan mengatakan ada keributan di koridor dekat lab ipa.

Lengkasa kembali menghela napas dengan kasar saat tak mendapat jawaban sama sekali, ia menatap Angel yang merupakan rekannya —wakil ketua osis.

"Angel lo itu waketos, kenapa buat ulah sih? Tugas tugas osis lo aja belom beres bisa-bisanya lo malah buat ribut! Kalau lo sekali lagi buat ulah gue hapus semua nilai lo di osis!" Ancamnya.

Ia mengalihkan pandangannya pada pria dengan wajah lucu yang duduk disamping hadapannya, ia mengenal pria dengan wajah imut itu. Samudra. Tapi, kenapa pria itu terlibat dengan mereka? Setaunya mereka bukan teman dan juga tak satu angkatan, dan Sam juga bukan siswa yang suka membuat ulah disekolah.

"Sam?"

"E- i-iya b-kak?" Samudra menatap Lengkasa yang memanggil namanya.

"Ini kenapa? Kenapa kamu ikut-ikut terlibat?"

"Eee-- anuu tadi kan. Saya gasengaja-- sepatu saya kelempar ke kak Etos."

"Terus?" Lengkasa mengernyitkan dahinya bingung tak dapat mengerti. Lalu apa hubungannya dengan Angel? Batinnya bingung.

Sam lanjut menjelas kan dari awal hingga akhir. Lengkasa mengangguk mengerti setelahnya.

Matanya menatap Angel dan Ethoca tajam, "Tunggu disini sampe pak Reno datang!" Fyi pak Reno merupakan guru bk.

"Lo berdua keluar, Sam lo juga silahkan keluar. Kalian ga terlibat dalam kasus ini, kembali kekelas jangan berpikir buat pergi ketempat lain." Perintahnya yang langsung ketiga orang itu turuti.

Sebelum keluar Sam menyempatkan diri menunduk meminta maaf pada Ethoca, "Maaf gara-gara aku kakak jadi kena masalah.." Ujarnya.

Ethoca melirik sekilas dengan ujung matanya, "Hm, lo ga sepenuhnya salah santai." Jawabnya tanpa menengok.

Tepat setelah Sam dan kedua antek-antek Angel keluar, guru bk —pak Reno datang dengan wajah cemas.

"Kasa, apa yang terjadi?" Tanya pak Reno langsung.

"Mereka yang buat ulah pak." Pak Reno mengalihkan pandangannya pada kedua orang siswi yang sama sekali tidak menatap kearahnya sedikitpun. Pak Reno memejamkan matanya bosan melihat mereka yang terlalu sering bertemu dengannya diruangan ini.

Menghela napas pelan ia lantas berujar.

"Nanti aja jelasinnya sekarang kalian ikut bapak keruang kepala sekolah!" Ujarnya dan segera keluar dari ruangan tersebut dan tentunya diikuti dengan Lengkasa lalu kedua siswi yang penampilanya sudah rapi dengan sesekali mereka saling pandang melirik sinis.

"Hadeuh.. Kalian bisa-bisanya buat ulah waktu lagi ada tamu gini. Kalau-kalau kalian di d.o kali ini gatau deh bapak." Sembari berjalan pak Reno berujar sembari mengeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Mereka terus berjalan hingga akhir sampai di lantai empat dan berjalan kesalah satu ruangan dengan papan didekat atas pintu bertulisan,

Principal's Office.

Setelahnya pak Reno mengetuk pintu itu terlebih dahulu sebelum masuk dan diikuti dengan ketiga siswa seangkatan dengan wajah yang sama-sama datar.

"Dia

Author pov end.

Just an Ordinary Extra Figure Where stories live. Discover now