15. about her family

6.6K 756 25
                                    

"Kak? What are you doing here?" Seorang pria yang duduk membelakanginya mulai memutar badan hingga berhadapan dengannya.

Pria itu menelisik penampilan adiknya mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, "Kenapa mandi malam?"

"Tadi kehujanan kak, sorry,"

"Kenapa tidak menelpon kakak?"

"Ponselku mati kehabisan baterai kak,"

Pria yang ada dihadapannya menghela napas frustasi, kakinya mulai melangkah kearah gadis yang masih mengenakan handuk kimono dan berakhir memeluknya erat.

"Bagaimana jika kamu sakit dear?"

"Maaf," Ia masih belum berani untuk membalas pelukannya, jujur saja diantara ketiga kakaknya, kakak kedua adalah yang terseram jika sedang marah.

"Tuh kan kamu panas," Ujarnya setelah menyentuh kening sang adik dan terus mendumel.

"Kakak kedua,"

"Hm?"

"Kakak kedua ada urusan apa kesini?"

"Tidak bolehkah kakak mengunjungi adiknya sendiri?" Bukannya menjawab dia malah balik bertanya.

"Bukan begitu, tapi ini sangat tumben. Diantara yang lain kakak kedua yang paling jarang mengunjungiku, jadi aku mengira kakak tidak menyukaiku,"

"Baiklah, maaf atas perilaku yang terkesan tak peduli itu, tapi ingatlah kakak selalu menyayangimu. Baiklah sekarang ganti baju nanti kamu kedinginan," Tepat setelahnya pria itu menggendong adiknya menuju kamarnya.

****

Mata itu mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya, pandangan yang sebelumnya buram lama kelamaan mulai menjelas di penglihatannya.

'Eh? Aku dimana? Tadi...' Batinnya mulai berusaha mengingat-ingat.

'Ah!' Seperti ada lampu di kepalanya dia mulai mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya.

Terakhir dia sedang memaki novel yang merupakan kisah nyata disekolahnya, lalu saat sedang asik-asiknya memaki tiba-tiba pintu balkonnya diketuk dan saat ia buka.. Mulutnya dibekap dengan kain hingga akhirnya kegelapan menguasainya.

'Apa aku diculik? Yah mungkin saja..' Batinnya seraya menganggukkan kepalanya.

Matanya mulai menelisik ruangan yang dia tempati yang ternyata merupakan sebuah kamar. Dia dalam posisi tertidur di atas ranjang tanpa diikat apapun, hanya saja tangan dan kakinya diborgol dengan borgol yang biasanya dipakai polisi, tetapi mungkin ini lebih berbahaya karena terdapat aliran listriknya.

Sedang asik-asiknya melamun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkan 1 pasang paruh baya (suami&istri) dengan topeng lalu disusul tiga pria tampan nan rupawan.

Just an Ordinary Extra Figure Où les histoires vivent. Découvrez maintenant