11. bus dan dia

8.1K 859 25
                                    

[Note : masih menyambung tulisan miring di akhir chapter sebelumnya]

Hari-hari berlalu, dan tak terasa sudah sebulan lamanya setelah dia membaca novel itu.

Entah niat darimana, ia berinisiatif membuka kembali buku novel tersebut.

Membuka sampai halaman terakhir dia buka sebelumnya, "Eh?" Keningnya mengkerut heran.

"B-bukannya kemarin halaman ini kosong?" Ujarnya tergagu. "Bagaimana bisa?"

Memutuskan kembali membaca, gadis itu terkejut kembali. Karena dengan jelas ia tau, bahwa kejadian yang ada di novel juga seperti yang terjadi di sekolahnya.

"Ini... Gila!" Gadis itu berteriak kesal.

"Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin aku hanya tokoh novel? Parahnya lagi aku hanya figuran penonton tak sedikit pun aku disebut dalam novel! Hahahha gila!"

"Hahahha sepertinya kau benar-benar gila karena terus belajar Ethoca. " Gadis itu terus mengumpat dan memaki penulis dari novel ini sampai akhir ia lelah sendiri.

Benar... Gadis itu merupakan gadis yang dikenal dengan 'Ethoca' atau sering dipanggil 'Etos'

Tuk! Tuk!

"Eh?" Kegiatannya terhenti saat mendengar suara ketukan dari kaca pintu balkon kamarnya. "Bukain jangan?"

Dengan memantapkan hati, gadis itu berjalan kearah pintu balkon dan membukanya.

Baru saja membuka pintu, tiba-tiba ia merasakan ada yang membekap mulutnya hingga ia kehilangan kesadaran.

****

Ethoca POV start

Sekarang sudah waktunya pulang, aku memasukkan buku-ku kedalam tasku kembali, ada juga yang kutinggalkan di laci mejaku.

Keluar digerbang depan, aku memutari tembok atau pagar yang mengelilingi bangunan sekolah.

Sampai di belakang sekolah, aku melihat banyak motor dan murid-murid sekolah yang meminun kopi ataupun sekedar me nongkrong. Di warkop tempat aku menitipkan mobil.

"Ngapain Tos?" Ahh mengagetkan ku saja! Aku tak sadar bahwa beberapa lelaki teman sekelasku juga berada disini, dan yang bertanya itu adalah Ketua kelasku. Menunjuk lapangan dengan dagu aku menjawab, "Ngambil mobil Rez," Dia tampak menganggukkan kepalanya.

"Duluan, Hanggi sama yang lain udah nungguin didepan." Pamitku padanya, setelah ia say bye padaku aku meneruskan jalanku kearah mobilku.

Fyi, tadi aku sudah janjian dengan seluruh teman perempuan sekelasku untuk hangout bareng, dan aku menerimanya saja karena tidak memiliki rencana berarti.

POV end

****

"Barusan itu Ethoca wakil ketua club basket putri yah Rez?" Zilly bertanya pada Reza.

Kebetulan Jhosua dan teman-temannya yang lain juga sedang berada di warkop belakang sekolah, dan juga Reza dan beberapa teman lainnya cukup dekat dengan Jhosua dkk.

Mengangguk, Reza menjawab, "Iya, kebetulan dia temen sekelas gue."

"Kok gue baru sadar yah ada cewe kayak Ethoca?"

"Main lo kurang jauh sih Zil!" Wilson menyahuti celetukan Zilly.

"Eh tapi beneran deh, kok dia gaterkenal yah? Secara wakil basket putri, cantik lagi!"Lanjut Wilson yang mendapat geplakan dari Zilly.

"Mungkin karena tu anak yang pendiam mungkin." Salah seorang lelaki disitu menyahuti. "Kalo diliat-liat sih dia kayak anak pendiem, gasuka jadi pusat perhatian, dan paling ngomong kalo perlu. Yah tapi gatau bener yah, don't judge people from the cover." Lanjutnya lagi.

"Eh, ini perasaan gue aja atau bukan.. Ethoca itu mirip gasih sama waketos sekilas? Pertama kali liat dia tuh gue ngiranya itu mereka orang yang sama, terus waktu tau dia bukan waketos gue kira mereka kakak adik sih."

"Kalo itu kayaknya gamungkin deh Wil, soalnya setau gue si Angel kan anak tunggal."

Lelah berpikir akhirnya mereka bertanya pada teman sekelas orang yang sedang dibicarakan. "Rez!" Seru Zilly memanggil Reza yang sedang asik memakan mienya.

"Hm?"

"Ethoca sama waketos ada hubungan apa? Kan lo temen sekelasnya pasti tau dong."

Menelan makanannya, dia mengambil gelas estehnya dan meminumnya. "Gue gabegitu tau sih, dia gapernah cerita, sama gue juga gapernah nanya-nanyain, gue gapernah tuh liat dia ngomong sama waketos. Tapi yang pasti, hubungan dia sama waketos gabaik." Jelasnya.

****

POV start

Pagi kembali datang, waktunya sekolah. Kebetulan aku terbangun pagi-pagi sekali, sebab kemarin malam aku tertidur lebih cepat.

Hari ini aku melapisi seragam sekolahku dengan hoodie oversize putih-hitam, bukan tanpa alasan aku memakainya. Hari ini terasa dingin karena kemarin malam hujan terus turun, dan pagi ini matahari tampak tertutupi oleh awan-awan tebal.

Melangkah keluar menuju halte, aku mendudukkan diri di tempat duduk yang tersedia. Yah hari ini aku sedang malas menyetir kendaraan.

Tak lama dari kejauhan tampak bus berwarna kuning datang, aku segera berdiri berjalan kearah lebih tepi jalan untuk menghentikan bus.

Bus terasa lebih ramai, aku melihat beberapa anak yang memakai seragam sama sepertiku. yah gaperlu ada yang dicurangi, karena ini bus juga menuju kesekolah.

Aku duduk dibelakang, dekat dengan jendela. Aku memejamkan mataku, rasanya aku ingin tertidur karena cuaca yang sangat pas ini.

Bus kembali berhenti, tak lama aku dapat merasakan ada seseorang yang duduk disebelahku.

Aku merasa diperhatikan oleh orang disebelah ku, kuputuskan untuk mengintip sedikit dengan sebelah mataku. Oh shit! Saat aku mengintip, tak sengaja aku bertatapan dengan sepasang mata tajam itu, entah apa yang terjadi aku sama sekali tak memutuskan pandanganku, kedua mataku malah benar-benar terbuka. Aku merasa diriku konyol sekarang.

Kami terus saling bertatapan hingga tiba-tiba bus berhenti secara mendadak.

Dug!

Hampir saja kepalaku benjol karena terantuk kursi didepanku, jika saja tangan lelaki itu tidak sigap menahannya, yah walau akhirnya kepalaku tetap terantuk, tapi setidaknya tidak begitu terasa karena telapak tangan besar pemuda ini melapisinya.

"Lo gapapa?—

Just an Ordinary Extra Figure Where stories live. Discover now