24. malam berdua

1.6K 174 6
                                    

"Eh?" Ethoca terkesiap saat merasa gengaman tangan yang terasa hangat tapi lembab berkeringat dingin.

Entah inisiatif darimana tangan Ethoca yang sebelumnya mengipas-ngipasi mulai terulur menuju dahi Magenta, "sakit?" Tanyanya entah pada siapa.

'Aishhh.. Bikin gue tambah repot ajasi! Harusnya gue tinggalin aja ni bocah dijalan, ngapain juga gue bawa ni anak? Akh! Ethoca gila!'

Terlalu sibuk menggerutu sendiri Ethoca sampai hampir tidak sadar handphonenya yang terus bergetar mendapat panggilan.

"Halooo...! Benar dengan  nona Ethoca disini? Jika benar yang disini adalah anda tolong beri tanda yah!" Suara yang samar-samar terdengar menyadarkan Ethoca dari lamunannya.

"Eh?! EH! IYAA!" Tanpa sadar, sangking senangnya Ethoca membalas dengan berteriak.

"Tolong baca text yang kami kirim nona!" Sautan terdengar lagi dari luar.

Setelah membaca pesan text yang berisi arahan itu Ethoca memutuskan untuk ikut duduk disamping Magenta bersender dengan dinding.

Pesan tadi hanya berisi 'kami mohon maaf, tapi kami tidak dapat berbuat apa-apa. Petugas akan segera membenarkan liftnya, tolong tunggulah sebentar nona. Maaf atas ketidaknyamanannya, sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.' Yah hanya berisi pesan itu saja.

Sudah hampir setengah jam, sampai akhirnya lift terasa bergerak kembali, saat sampai di lantai yang dituju Ethoca kembali memapah Magenta hingga sampai di unit apartemennya.

Tit Tit Tit Tit Tit Tit opened!

Mulai memasuki apartmennya, Ethoca mendudukkan Magenta dan dirinya sendiri di sofa yang ada di ruang tamunya

"Huhhhhhh.." Helaan napas terdengar dari Ethoca, tak sadar badan Ethoca sudah dipenuhi dengan keringat juga.

Tak lama Ethoca mulai bangkit berdiri, menganti posisi Magenta menjadi terbaring disofa.

Setelahnya Ethoca berjalan naik kekamarnya, sekedar mengganti baju dengan piyama tidurnya. Tak lupa Ethoca juga membawa kemeja dan handuk kecil untuk  mengganti baju milik Magenta, beruntung masih ada kemeja kakaknya yang tertinggal dikamarnya.

Tak.. tak.. tak..

Suara derap lantai tangga yang berbahan dasar kayu itu beradu dengan sendal rumahan yang dikenakan oleh Ethoca, mulai mendekat kearah sofa ruang tamu.

Setelah sampai ruang tamu, Ethoca meletakkan barang barang yang dibawa olehnya tadi.

Lalu setelahnya kembali pergi kearah mini bar, mengambil baskom stainless yang berukuran lumayan besar yang biasa digunakan di rumah sakit atau uks, setelah itu kakinya melangkah mendekat kearah dispenser.

Mengisi baskom dengan ¼ air mendidih dan ¾ air biasa, seharusnya ini menjadi air hangat bukan? Setelahnya ia kembali menuju keruang tamu.

"Aduh ini gantiin bajunya gimana ya?" Ujar ethoca bertanya sendiri.

"Ah udahlah bodoamat." Setelah berucap demikian, dengan yakin Ethoca mulai melepas kaos yang dikenakan Magenta dengan perlahan, sedikit kesusahan memang.

"Hahh.. Akhirnya selesai juga." Ujarnya setelah menggantikan baju Magenta.

Tangannya mulai mengambil handuk dan mencelupkannya kedalam baskom, lalu setelahnya ia peras dan diletakkannya keatas dahi Magenta yang panas.

"Harusnya bakal mendingan kan?" Tanyanya dengan nada yang sedikit khawatir entah khawatir atau bingung, entahlah hanya Ethoca yang tau.

"Hasihh... Lo kenapa si tos, ngapain ngurusin orang lain." Ucapnya gusar mengacak rambutnya.

Badannya mulai luruh, tiba-tiba rasa pegal di tubuhnya mulai terasa.

Ia mendudukkan tubuhnya di atas karpet dan menyandarkan punggungnya di sofa belakangnya, tangannya terangkat memijat-mijat bahu dan lehernya yang terasa sedikit kebas.

Tak sadar, mungkin akibat terlalu lelah Ethoca tertidur.
.
.
.

"Ughhh..." Lenguhnya memegang kepalanya yang terdapat handuk basah.

"Eh?" Tiba-tiba kesadarannya kembali, dengan tertiba ia bangkit dari tidurnya.

Melihat kesekitar ia melihat sesosok perempuan yang disukainya sejak lama, wajahnya tak sadar mulai memerah.

"Sialan, gue kira kemarin gue mimpi." Matanya menelisik kesegala arah, langit masih sangat gelap.

Satu persatu kakinya turun menyentuh lantai, ia berdiri dan jongkok mendekati perempuan yang tertidur dengan posisi duduk itu.

Ia memandangi pemandangan indah di depannya, perempuan cantik yang sedang tertidur akan sangat terlihat sempurna.

Wajah tenangnya saat tertidur terlihat sangat indah, dengan piyama berwarna biru dongker yang sangat pas dengan kulit putih mulusnya.

Puas memandangi, tangannya mulai menyelip di lipatan leher dan lutut Ethoca.

Bangkit berdiri dengan Ethoca yang masih di gendongannya.

Ethoca yang merasa terganggu mulai terbangun, matanya yang semula membuka dengan sipit hingga dengan tertiba melotot kecil saat sadar dirinya sedang di gendong oleh siapa.

"Jangan gerak-ge—"

Brukk!

"Akhh... Shhh..." Suara ringisan terdengar setelah tubuh itu terjatuh dan mengenai pinggiran sofa yang sedikit keras.

"L-lo gapapa?" Tanya Magenta kembali berjongkok membantu Ethoca untuk duduk diatas sofa.

"Menurut lo?" Tanya Ethoca dengan sedikit ketus dengan pandangan sinisnya kearah Magenta.

"S-sorry." Ujar Magenta tak berani melihat.

Ethoca hanya melirik sekilas sembari mengelus punggungnya.

"Thanks," Ujar Magenta memecah keheningan yang terjadi selama beberapa waktu tadi.

Ethoca melirik dengan ekor mata, sembari menaikkan satu alisnya. "Buat?"

"Apa aja?" Magenta menjawab dengan tak yakin.

Ethoca hanya melihat arah lain dan mengangguk-angguk.

Setelah itu suasana hening kembali. Magenta yang bingung harus berbicara apa, dan Ethoca yang memang dasarnya tidak banyak bicara —lebih ke arah tidak peduli dengan sekitar.

"Oh iya tos." Magenta menyeletuk, membuka percakapan kembali.

"Ya?"

"Itu.. Anu-- itu-- a—"

"Apaan anjing?" Ethoca kesal sendiri mendengarnya, sedikit emosi.

"Ehehehehe itu tos.." Magenta yang diumpat malah salah tingkah dibuatnya, hingga ia menjadi lebih bingung ingin berkata apa.

"Sialan." Ethoca mengumpat dalam batin, mencoba bersabar dengan makhluk didepannya.

"Kenapa? Buruan gue ngantuk." Nada bicara Ethoca berubah dingin dan tajam, kembali seperti ia yang biasa. Sungguh, Ethoca sedang tidak dalam mood yang baik sekarang.

"Anuu.. Gue boleh—

Just an Ordinary Extra Figure Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ