13. kedai makan orang cakep

6.8K 868 32
                                    

"Butuh tumpangan?" Suara itu seperti air di padang pasir, untunglah aku tak perlu jalan kaki.

"Ngga ngerepotin?" Tanyaku sekedar basa-basi, dia menggelengkan kepalanya.

"Oke," Saat akan melepas hoodie aku teringat akan sesuatu, "Ini mau nembus hujan?".

"Iya, kenapa? Gamau? Kalo gamau yaudah pulang sendiri aja nunggu hujan berenti," Dia menjawab sembari menyodorkan helm padaku.

"Eh enggak! Gue nebeng!" Setelahnya aku buru-buru memakai kembali hoodieku, gini-gini aku juga manusia yang bisa sakit jika hujan-hujanan, masalah rokku yang akan tersingkap bisaku tutupi dengan tasku.

Perjalanan terasa lebih lama dari biasanya, apa ini hanya perasaanku saja?

Eh?!

"Ini mau kemana? Lo mau nyulik gue?" Ujarku yang tak ditanggapinya.

Motor terus melaju tanpa diselingi percakapan hingga akhir berhenti didepan sebuah.. Ruko?

"Turun," Ujarnya dengan suara berat khasnya. Emang bener, cowo kalo suaranya berat, serak serak basah tuh adem banget.

"I-"

"Turun gue bilang," Ujarnya memotong perkataanku, meski kesal aku tetap turun dari motornya.

Dia ikut turun, berjalan lebih dulu memasuki ruko, "Masuk dulu," Ujarnya yang ku turuti.

"Lo mau nyulik gue?" Pertanyaan konyol itu meluncur begitu saja dari mulutku.

Melirikku sekilas, "Hm," Dehemnya.

"Ini gue kudu kabur ngga?"

"Hm,"

"Hm?"

"Hm,"

"Magenta!" Sentakku gemas, iya dia Magenta teman Tokoh utama laki-laki yang katanya dingin itu.

Bukannya membalas dia malah melempariku handuk, eh? Handuk?

"Keringin rambut lo dulu," Ujarnya.

Saat melihat sekeliling dahiku mengernyit bingung.

Ku memundurkan langkahku secara perlahan, sampai diluar ruko kembali aku mendongak diatas sana terdapat spanduk dengan tulisan besar,

KEDAI MAKAN ORANG CAKEP
Yang merasa cakep makannya disini, yang buriq otw glowing.

Menggelengkan kepala, apa-apaan itu?

Melangkah masuk kembali kedalam kedai tersebut dan ikut duduk disamping Magenta.

Magenta sudah duduk dengan seorang pemuda, ah dia temannya Magenta yang memiliki julukan si pria tampan dengan kacamatanya -Fathur.

"Nunggu bentar, tunggu hujan lebih reda," Ujarnya seolah tau pertanyaan yang kan kulontarkan.

Just an Ordinary Extra Figure Where stories live. Discover now