22. jembatan

3.3K 340 22
                                    

Ethoca pov

Aku duduk terdiam sembari bersandar diranjang tempat tidur, jam masih menunjukkan pukul 09.30 malam dan rasa kantuk belum muncul sama sekali.

Setelah beberapa lama berpikir, aku akhirnya memutuskan untuk pergi jalan-jalan keluar. Tak bisa dikata jalan-jalan sih karna aku akan pergi dengan motor, lantas aku harus mengatakannya bagaimana? yah pokoknya seperti itu, keliling-keliling mungkin pemilihan kata yang tepat.

Tak ada salahnya aku keliling-keliling sebentar, sudah lama juga aku tidak berkeliling memperhatikan jalanan.

Masuk ke ruang pakaian, aku melapisi kaos lengan pendekku dengan cardingan.

Setelahnya kembali kekamar mengambil dompet dan juga kunci motor, aku sedang malas menggunakan motor kopling, lebih baik menggunakan motor matic saja.

Saat sampai di base parkiran apartemen kakiku mulai melangkah dan berhenti tepat di samping motorku.

Aku menggelung rambut rambut lebih dulu, sebelum akhirnya mulai naik ketas motor maticku. Penampilanku saat ini sudah cukup terlihat feminim bukan?

Ethoca pov off

****

Gumpalan asap tak sehat mengepul diudara hingga akhirnya sirna terbawa angin malam, begitu terus hingga akhirnya terdengar suara hembusan napas kasar.

"Huftt.."

Setelah membuang sisa putung rokokknya ia membalik kan badan dan masuk kembali kedalam ruangannya.

Berjalan mendekati kursi miliknya dan mendudukkan dirinya disitu dengan kasar, "hufthh.." Ia kembali menghela napas seolah beban yang ditanggungnya begitu berat.

"Argh!" Erangnya kesal saat sekelebat bayangan itu kembali muncul. Ia menggebrak mejanya tak senang, lalu setelahnya kepalanya ia tidurkan di atas meja dengan tumpukkan kertas sebagai alas.

"Tck," Berganti, sekarang lelaki itu berdecak tak senang.

Pikirannya kembali terbayang, dimana saat perempuan itu terlihat berinteraksi akrab dengan teman sekelasnya. Sayang sekali ia tak dapat mendengar percakapan mereka.

Ethoca Avyanna, perempuan yang ia sukai pada pandangan pertama. Terdengar konyol dan tak nyata, tapi itu kenyataanya. Ia menyukai Ethoca sejak pandangan pertama. 

Yap lelaki itu Magenta, Magenta Rahendraa Wahyudo. Orang yang katanya 'dingin'.

Magenta yang kerap di sapa Magen itu sudah memendam perasaan pada Ethoca kurang lebih 4 tahun. Bisa bayangkan bukan? Rasanya.. Benar-benar menyiksa. Saat kita menyukai seseorang tapi nyatanya diri kita sendiri tak berani untuk mendekat padanya, terlebih lagi ia tidak pernah mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan Ethoca selama bertahun-tahun.

Baiklah mari berkenalan dengan tokoh Magenta terlebih dulu.

Magenta itu tampan, sangking tampannya banyak perempuan yang mengidolakannya hingga menjadikannya pria idaman dan pria incaran betina, tapi sayang nyatanya Magenta sangat sulit untuk didekati karna sifatnya yang sangat dingin.

Bahkan dulu Magenta pernah diisukan sebagai pria impotent, tidak hanya itu Magenta juga pernah dikabarkan menjadi sugar baby (menjadi semacam gigolo), bahkan parahnya ada juga yang pernah menaruh curiga padanya bahwa ia dan temannya yang bernama Jhosua itu menjalin hubungan spesial (sebut saja gay).

Tapi ingat dengan jelas itu hanyalah hoax tak berdasar.

Magenta tadi niatnya ingin mengistirhatkan tubuh dan pikirannya sejenak setelah selesai melakukan kerja paruh waktunya.

Just an Ordinary Extra Figure Where stories live. Discover now