Prolog

9.9K 500 3
                                        


Jangan lupa tinggalin jejak dengan like dan komen ya bestie. Lop you!!

Kaki mungil seorang gadis cilik melangkah riang memasuki halaman rumahnya. Seragam sekolah dasar masih melekat di badannya, tak lupa dengan tas berwarna merah muda yang menggantung di punggungnya. Tak lupa kedua tangan mungilnya menggenggam empat buah rambutan hasil ia mengambil dari milik tetangga.

Langkah yang sebelumnya cepat kini mulai memelan ketika melihat seorang bocah laki-laki seusia dengannya tengah duduk sendirian di kursi yang ada di halaman rumah.

"Kamu siapa?" tanyanya ketika tiba di hadapan bocah laki-laki tersebut. Membuat kepalanya yang sedari tadi menunduk menatap mobil mainan di tangannya itu pun segera mendongak.

Bocah perempuan itupun tersenyum membuat lengkungan di kedua matanya setelah melihat wajah dari lawan biacaranya tersebut. "Kamu ganteng, mau rambutan?" tawarnya seraya menunjukkan buah rambutan yang ada di tangannya. Namun yang di ajak biacara masih belum mau membuka mulut dan malah terus memandanginya. "Kenapa? Ini enak kok, gak ada racunnya."

"Makasih, kamu juga cantik." Gadis kecil berkepang dua itu pun tersenyum malu-malu, jangan lupakan wajahnya yang kini mulai memerah mendengar pujian bocah di depannya tersebut.

"Mau makan rambutan? Tta bantu kupasin." Mencoba mengalihkan rasa salah tingkahnya, gadis itu kembali menawarkan buah rambutan tadi. Kini keduanya telah duduk bersebelahan seraya menikmati buah bewarna merah tersebut.

Hingga selang beberapa saat kemudian, muncullah seorang wanita dewasa yang keluar dari dalam rumah. Wanita itu sedikit terkejut ketika mendapati putrinya telah pulang dari sekolah dan kini tengah duduk di depan rumahnya.

"Aletta udah pulang?" kedua bocah yang asik menyantap rambutan itupun lantas menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan.

"Udah, mami." Jawabnya mengangguk, membuat kunciran di kepalanya ikut bergoyang.

"Kalian udah saling kenal, ya?" tanya wanita itu melihat keakraban dari kedua bocah tadi. "Ini Jevano. Anaknya om James, temen papi." Jelasnya ketika mendapati tatapan kebingungan dari kedua bocah itu.

"Hallo, Jevano. Aku Aletta." Si bocah perempuan tadi mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh bocah laki-laki yang bernama Jevano tadi.

"Aku Jevano." Jevano tersenyum hingga membuat kedua matanya melengkung seperti bulan sabit, tak ayal membuat Aletta juga ikut tersenyum melihat senyum Jevano yang menurutnya sangat menawan itu.

To be continue


Hello, AlettaWhere stories live. Discover now