"Anak kalem kan gak pernah bikin ulah."
Aletta Florency Mahendra.
Putri kedua dari keluarga Mahendra yang melabeli dirinya dengan sebutan 'anak kalem'. Namun 'anak kalem' versi Aletta jelas berbeda.
Anak kalem mana yang sering langganan ke BK?
Kale...
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie. Thank you!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Pagi-pagi sekali Shamiwa sudah menyibukkan diri di dapur. Senyum cerahnya terus terukir bahkan ketika Shamiwa mengangkat telur setengah matang dari atas penggorengan, lalu meletakkannya di dalam kotak bekal bersama nasi goreng yang telah ia buat sebelumnya.
"Tumen Miwa bawa bekal." Shamiwa menoleh dan mendapati Aletta yang baru tiba di dapur.
Shamiwa tersenyum lalu menyimpan korak bekal tersebut ke dalam papper bag. "Bukan buat Miwa, kak."
"Trus?" tanya Aletta heran. Gadis itu lalu mengambil selembar roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat.
"Buat temennya Miwa."
Gerakan Aletta yang tengah mengolesi selai diatas roti tawar pun berhenti, kini gadis itu memasang senyum menggoda ke arah adiknya. "Ciee buat siapa tuh? Buat crush nya Miwa ya? Siapa siapa? Bisikin ke kakak dong."
Pertanyaan Aletta dijawab gelengan pelan oleh Shamiwa, namun raut wajah gadis itu menjadi bersemu.
"Ah gitu ya sekarang Miwa main rahasia-rahasiaan sama kakak," Aletta mendesah kecewa. Roti yang sudah dilapisi oleh selai coklat itupun ia letakkan di atas piring yang telah ia ambil sebelumnya.
"Nanti juga kak Tta bakal tau." sahut Shamiwa tidak melunturkan senyum di wajahnya.
Aletta pun juga tidak memaksa adiknya untuk menjawab. Benar kata Shamiwa, nanti juga ia akan tahu. Aletta mengangkat kedua bahunya lalu mengambil selembar roti lagi untuk ia letakkan diatas roti yang sebelumnya. Namun ia dibuat terkejut ketika roti yang sebelumnya telah ia olesi dengan selai coklat tiba-tiba menghilang begitu saja menyisakan piring kosong.
Kepala Aletta menoleh dengan cepat ketika mendengar bunyi suara kursi yang bergesekkan dengan lantai, pertanda jika kursi tersebut ditarik oleh seseorang.
"Kak, itu roti gue!" seru Aletta ketika mendapati Elvino yang tengah duduk di kursi tersebut dan tengah menggigit roti yang telah dibuatnya tadi.
Elvino mengamati roti di tangannya dengan seksama. "Enggak ada nama lo." Jawabnya acuh.
"Ah lo mah, bikin sendiri napa," malas bertengkar dengan Elvino di pagi hari seperti ini, Aletta akhirnya membuat ulang roti tersebut walaupun dengan perasaan jengkel.
Disaat roti kedua Aletta sudah setengah jadi, datanglah seorang asisten rumah tangga menghampiri mereka. Lebih tepatnya menghampiri Aletta dengan membawa sebuah jas berwarna hitam di tangannya.
"Permisi, non. Ini jasnya udah bersih sesuai keinginan non Aletta."
Aletta tersenyum sumringah lalu mengambil alih jas tersebut. "Wah, makasih banyak, mbak."