Part 12

1.6K 149 22
                                        

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie.
Thank you!!

 Thank you!!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

Disaat semua murid tengah menerima pelajaran di kelas mereka masing-masing, berbeda dengan Aletta yang tertahan di sebuah ruangan bersama seorang guru wanita yang duduk di depannya. Guru wanita dengan kacamata itu tengah menelpon seseorang. Suaranya juga nampak halus, berbanding terbalik jika berbicara dengan Aletta.

"Saya sudah menelpon papi kamu agar datang ke sekolah sekarang," ujar guru tersebut setelah memutuskan sambungan telepon dan meletakkan benda tersebut di atas meja.

Aletta menghela nafas lalu menyenderkan punggungnya pada senderan kursi. "Aduh, bu. Kan udah saya bilang, papi saya tuh orangnya sibuk. Gak bakalan bisa buat dateng ke sekolah."

Guru wanita yang terlihat seumuran dengan Yuna itu melepas kacamatanya lalu tersenyum ke arah Aletta. "Tapi sepertinya papi kamu tengah senggang sekarang, karena beliau sudah berada di perjalanan menuju ke sekolah."

Mendengar itu Aletta hanya bisa pasrah seraya menunggu kedatangan Devano. Sebelumnya mari kita flashback beberapa saat yang lalu, awal mula masalah ini terjadi.

Jadi hari ini adalah perdana Aletta membawa mobil ke sekolah. Tadi pagi ketika dalam perjalanan menuju sekolahnya, Aletta tidak sengaja melihat seorang kakek-kakek yang sudah renta tengah berjulanan ikan hias di pinggir jalan. Merasa kasihan, Aletta segera menepikan mobilnya dan menghampiri kakek tersebut. Tanpa pikir panjang, Aletta segera memborong semua ikan hias yang kakek itu jual.

Namun Aletta tidak memikirkan akan diletakkan dimana ikan-ikan itu. Ia baru terpikirkan ketika sudah sampai di sekolah. Maka setelah membuka bagasi mobil, ia segera mengeluarkan ikan-ikan tadi yang terbungkus di dalam sebuah kantong plastik besar. Membawa ikan-ikan tadi ke kolam ikan yang berada di tengah-tengah taman sekolah.

Tapi setelah melihat kondisi kolam tersebut, Aletta mengernyit jijik. Kolam ikan yang Aletta yakini menjadi tempat terbaik buat ikan-ikan yang dibelinya tadi, ternyata sangat kotor dan tidak terawat. Banyak lumut dan juga tumbuhan liar yang tumbuh disana.

"Iyuh, nih kolam gak pernah dibersihin apa gimana dah?"

Dengan duduk berjongkok, Aletta terdiam sebentar. Memikirkan akan dibawa kemana ikan-ikan ini. Ia bisa saja meletakkan ikan-ikan tersebut di aquarium yang ada di rumahnya. Namun sekarang ia berada di sekolah, mau membolos juga tidak bisa, membiarkan ikan-ikan itu tetap di dalam plastik sampai pulang sekolah nanti Aletta juga tidak tega. Bisa-bisa ketika sudah pulang sekolah nanti, ikan tersebut sudah banyak yang mati.

Aletta terus memikirkan opsi-opsi lain. Hingga tiba-tiba muncul sebuah ide yang sangat cemerlang dari otak cantiknya itu.

"Untung gue pinter." Gumam Aletta seraya tersenyum

Gadis itu lantas berdiri lalu segera melangkahkan kakinya dengan cepat untuk menuju tempat yang ia inginkan.

Sesampainya disana, Aletta memandang sekitar dengan tangan yang menghalau sinar matahari yang nampak menyengat. Belum lagi silaunya sinar matahari yang dipantulkan oleh air kolam. Yaps, Aletta berencana memasukkan ikan-ikan tadi ke dalam kolam renang sekolah. Rumah baru yang sangat sempurna untuk ikan-ikan tadi. Luas, dan tentu saja sangat bersih.

Hello, AlettaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora