"Anak kalem kan gak pernah bikin ulah."
Aletta Florency Mahendra.
Putri kedua dari keluarga Mahendra yang melabeli dirinya dengan sebutan 'anak kalem'. Namun 'anak kalem' versi Aletta jelas berbeda.
Anak kalem mana yang sering langganan ke BK?
Kale...
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie. Thank you!!
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
* * *
Kening Aletta berkerut bingung ketika Jevano menghentikan mobilnya di depan sebuah cafe, dan bukannya membawa Aletta pulang ke rumah. Laki-laki itu tak mengatakan apapun sebelum membawa Aletta ke tempat ini.
"Kita mau ngapain?" tanya Aletta ketika Jevano tengah melepaskan sabuk pengamannya.
"Mau ketemu Shereen."
"Hah? Ngapain?" tanya Aletta terkejut. Tidak memberi aba-aba, tapi secara tiba-tiba Jevano ingin bertemu dengan Shereen. Laki-laki ini tengah bercanda ya?
"Kan tadi pagi aku udah bilang bakal ngenalin kalian berdua."
"Sekarang? Sekarang banget nih?" Aletta masih ingat ketika Jevano berkata demikian tadi pagi. Tapi Aletta pikir mereka akan bertemu mungkin di hari lain. Tidak mengira jika hari ini setelah pulang sekolah langsung.
"Iya, lebih cepat lebih baik kan. Biar semuanya jelas juga, kamu gak mikir aneh-aneh sama aku lagi dan gak overthingking lagi."
Aletta membenarkan ucapan Jevano dalam hati. Tapi kan tidak harus mendadak seperti ini juga. Harusnya Jevano bicarakan dulu pada Aletta, kapan gadis itu mau bertemu dengan Shereen. Dan bukan mengajaknya secara tiba-tiba seperti ini.
"Udah yuk, Shereen udah nunggu di dalam." Ajak Jevano kemudian keluar mobil lebih dahulu.
Sementara Aletta masih duduk lalu mengecek penampilannya di sun visor. Biasanya panampilannya ketika pulang sekolah seperti ini tidak akan serapi ketika berangkat sekolah. Wajahnya jelas kusam karena kegiatan seharian.
Jelas saja ketika akan bertemu dengan Shereen, Aletta harus tampil secantik mungkin. Agar kesan pertama Shereen ketika melihat Aletta seperti 'Oh ini pacarnya Jevano, cantik banget.'
Bukan malah bertemu Shereen dengan panampilan yang sudah mulai acak-acakan seperti sekarang. Makanya diawal Aletta terkejut ketika Jevano mengajaknya bertemu Shereen tanpa persiapan apapun.
"Sayang, ngapain?" pintu sebelah Aletta dibuka oleh Jevano. Laki-laki itu bertanya ketika melihat Aletta tengah mengaplikasikan liptint di bibirnya.
"Tunggu dulu. Aku mau dandan bentar biar cantik." Untung saja Aletta selalu sedia liptint dan barang-barang lainnya ketika sekolah. Sehingga sekarang menampilannya sudah cukup mendingan jika dibandingkan dengan tadi.
"Ngapain dandan? Kamu udah cantik tanpa dandan juga."
"Diem deh, Je, jangan gombal." Aletta mencoba untuk mengabaikan ucapan Jevano. Tidak akan terpengaruh oleh gombalan dari laki-laki itu.
Jika Aletta sudah cantik tanpa dandan, maka ia akan jauh lebih cantik ketika dandan kan?
Langkah terakhir Aletta sebelum keluar dari mobil yaitu menyisir rambutnya menggunakan sisir yang selalu ia bawa. Aletta sudah merasa jauh lebih percaya diri sekarang ketika berjalan beriringan bersama Jevano untuk masuk ke dalam cafe dan menemui Shereen.