Part 19

1.4K 128 41
                                        

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie.
Thank you!!

 Thank you!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Setelah memakan waktu lumayan lama, akhirnya proses pewarnaan rambut Aletta akan selesai sedikit lagi. Sesekali Aletta akan menanyakan apakah Jevano bosan atau tidak, namun laki-laki itu akan tersenyum dan selalu menjawab 'tidak'.

Entah lah, Aletta tidak bisa menebak apakah Jevano berbohong atau tidak. Padahal Aletta sudah menawarkan Jevano untuk menunggu diluar jika ia bosan. Ia bisa jalan-jalan sebentar untuk mengusir rasa bosan selagi menunggu Aletta. Tapi Jevano lebih melilih untuk stay, dan menemani Aletta hingga selesai.

Aletta mengambil mirror selfie selagi dirinya duduk bersandar di atas kursi salon dengan handuk yang melilit di kepala. Foto itu akan ia gunakan untuk diunggah di sosial media miliknya. Lewat pantulan di depannya, beberapa kali ia melihat beberapa orang gadis yang melirik ke arah Jevano dengan pandangan yang berbeda.

Sebagai sesama perempuan, Aletta sangat tahu arti tatapan itu. Tatapan yang mengisyaratkan sebuah kekaguman terhadap lawan jenis.

Aletta menoleh dan mengamati penampilan Jevano. Pantas saja gadis-gadis tadi menatapnya seperti itu.

"Je!" laki-laki itu menoleh dan mengangkat kedua alisnya. "Sini deh." Panggil Aletta membuat Jevano lekas beranjak, takut-takut jika Aletta butuh bantuan.

"Kenapa?"

"Agak nunduk dikit." Jevano segera merendahkan sedikit tubuhnya sesuai instruksi gadis itu sehingga tingginya setara dengan Aletta.

"Ada apa?" Aletta tidak menjawab, melainkan tangannya terulur untuk mengancingkan dua kancing teratas Jevano yang sengaja tidak dikancingkan.

"Gak boleh mengumbar aurat ,akhi," Aletta menepuk-nepuk pelan dada Jevano.

"Kenapa sih? Gerah tau, Tta." Bisa-bisanya Jevano merasa kegerahan disaat AC menyala di ruangan ini.

Aletta melotot garang ke arah Jevano. "Dada lo keliatan tadi, sengaja banget ya biar diliat cewek-cewek?"

"Orang beneran gerah."

'Plak!'

Tangan Jevano dipukul oleh Aletta ketika laki-laki itu hendak membuka kancing kemejanya kembali. Aletta ini memang tidak bisa jika tidak menggunakan kekerasan.

"Jangan dibuka!" ujarnya galak.

Jevano hanya pasrah membiarkan Aletta mengancingkan hingga kancing teratas.

"Nah gini lebih cakep." Aletta tersenyum lalu melirik perempuan-perempuan tadi penuh kemenangan. Ia telah berhasil menutup tontonan gratis bagi perempuan-perempuan tadi.

Akhirnya setelah menunggu hampir dua jam lamanya, rambut baru Aletta selesai juga. Warna coklat yang dipilihkan oleh Jevano membuat wajah Aletta terlihat semakin cerah. Gadis itu sangat cocok dengan rambut barunya itu.

Hello, AlettaWhere stories live. Discover now