"Anak kalem kan gak pernah bikin ulah."
Aletta Florency Mahendra.
Putri kedua dari keluarga Mahendra yang melabeli dirinya dengan sebutan 'anak kalem'. Namun 'anak kalem' versi Aletta jelas berbeda.
Anak kalem mana yang sering langganan ke BK?
Kale...
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie. Thank you!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
* * *
'Ceklek!'
Karena disebabkan oleh nampan di tangannya, Yuna nampak kesusahan ketika membuka pintu kamar sang putri. Untung saja pintu tersebut berhasil terbuka tanpa menumpahkan bubur di atas nampan.
Wanita itu lantas berjalan ke arah tempat tidur dimana putrinya berada. Yuna menyimpan nampan yang berisi bubur dan obat penurun panas di atas nakas lalu membangunkan putrinya.
Shamiwa yang masih bergelung dibalik selimut pun membuka matanya yang perlahan bangun dan merubah posisinya menjadi duduk.
Semalam suhu badannya meningkat dan berakhir demam. Kemungkinan hal ini disebabkan karena kemarin sempat kehujanan dan berakhir dengan pakaiannya yang basah. Tapi alih-alih mengganti pakaiannya dulu, gadis itu malah menghampiri Aletta di kamarnya.
"Udah turun panasnya," ujar Yuna seraya mengecek suhu tubuh putrinya dengan meletakkan punggung tangannya di kening Shamiwa. "Miwa izin dulu aja, ya, gak usah masuk sekolah. Biar nanti mami yang ngomong ke wali kelas kamu."
"Iya, mi," Shamiwa yang menerima suapan dari Yuna pun hanya bisa mengiyakan permintaan maminya. Mau menolak pun, kondisinya juga belum terlalu pulih. Sesekali Shamiwa memang masih merasakan kepalanya yang berputar, pusing.
Setelah menyelimuti sang putri, Yuna merapikan mangkok dan gelas yang ia bawa tadi lalu membawanya keluar. Sesampainya di dapur, Yuna sudah melihat anggota keluarganya telah terkumpul di meja makan.
"Kondisi Miwa gimana, sayang?" tanya Devano ketika Yuna meletakkan mangkok kotor itu ke dalam tempat cuci puring.
Yuna mengelap tangannya yang basah lalu berjalan ke arah meja makan. "Udah mendingan, panasnya juga udah turun."
"Emangnya Miwa kenapa, mi?" tanya Elvino yang mengurungkan niatnya untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
"Kan aku gak tau kalo bakalan hujan, sayang." Devano membantah.
Lagi pula kan memang benar. Turunnya hujan kemarin diluar kehendaknya. Ketika ia melihat ramalan cuaca hari kemarin pun cuaca dinyatakan cerah. Siapa yang sangka jika cuaca dapat berubah secepat itu.
"Haachiii!"
Keempat orang yang berada di meja makan itu pun langsung menengok ke sumber suara. Dan dilihatnya Aletta yang tengah menggosok-gosok hidungnya selepas bersin tadi.
"Kak Tta sakit?" tanya Yuna khawatir.
"Enggak kok, mi. Mau flu aja kayaknya." Jawab Aletta.
"Pasti gara-gara kehujanan kemarin kan. Haduuuh!" wanita yang tak lagi muda itu berdiri dengan heboh. "Hari ini gak usah masuk sekolah dulu deh, ya."