"Anak kalem kan gak pernah bikin ulah."
Aletta Florency Mahendra.
Putri kedua dari keluarga Mahendra yang melabeli dirinya dengan sebutan 'anak kalem'. Namun 'anak kalem' versi Aletta jelas berbeda.
Anak kalem mana yang sering langganan ke BK?
Kale...
Jangan lupa tinggalin jejak dengan like dan komen ya bestie.
Thank you!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Jevano membawa mobil miliknya meninggalkan rumah Rhea setelah mengantarkan Aletta dengan selamat. Sedangkan yang punya rumah tentu saja terkejut dengan kedatangan Aletta yang tiba-tiba. Meski sering menginap di kediamannya, Rhea tetap saja terkejut karena Aletta tidak mengabarinya terlebih dahulu jika akan menginap malam ini.
"Nyokap lo ada di rumah?" tanya Aletta, keduanya kini tengah berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar Rhea.
"Enggak, baru berangkat ke luar kota tadi sore." Aletta mengangguk, sudah biasa ia mendengar jika ibu dari sahabatnya itu pergi ke luar kota untuk bekerja.
Mamanya Rhea merupakan single parent. Kedua orang tua Rhea telah berpisah sejak gadis itu masih sekolah dasar. Mengharuskan wanita itu harus bekerja ekstra untuk menghidupi putri satu-satunya yang ia miliki, dan untung saja Rhea tidak keberatan jika ditinggal mamanya pergi ke luar kota untuk urusan bisnis seperti sekarang ini.
Aletta menghela nafas setelah merebahkan badannya di atas tempat tidur milik Rhea. Merasakan takstur empuk dari kasur dan sprei yang lembut ketika tersentuh oleh kulitnya.
"Ada apa nih gerangan tiba-tiba nginep di rumah gue?" tanya Rhea ikut mendudukkan dirinya di samping Aletta.
"Bokap gue anjir. Lo inget suling yang pernah gue ceritain waktu itu?" tanya Aletta dan dijawab anggukan oleh Rhea. "Gue pernah ambil tuh suling, tapi paginya bokap masih niup tuh suling dan ternyata doi belinya gak cuma satu, banyak. Ada kali selusin."
"Seriusan?" tanya Rhea tak percaya lalu gadis itu tertawa. Ia sangat ingat betul bagaimana frustasinya sahabatnya itu ketika pertama kali bercerita tentang Devano yang tiba-tiba terobsesi dengan sebuah alat musik yang terbuat dari bambu tersebut.
"Serius, Rhe. Satu aja gue udah mau gila, ini lagi ada banyak."
"Trus lo mau sampe kapan di rumah gue? Gak mungkin selamanya kan?" tanya Rhea.
"Enggak lah anjir, besok juga gue balik."
"Bokap nyokap lo tau kalo lo nginep di rumah gue malam ini?"
"Gue udah pamit sama kak El. Papi sama mami lagi gak dirumah tadi." Jawab Aletta.
Rhea tidak menyaut lagi sehingga menyiptakan keheningan diantara keduanya keduanya. Karena kedua gadis itu sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Hingga Rhea meletakkan ponsel miliknya di atas kasur dan kini beralih menatap Aletta.
"Tta, bosen gak?" tanyanya.
"Mayan sih." Sahut Aletta tak mengalihkan pandangannya pada layar ponsel.