"Anak kalem kan gak pernah bikin ulah."
Aletta Florency Mahendra.
Putri kedua dari keluarga Mahendra yang melabeli dirinya dengan sebutan 'anak kalem'. Namun 'anak kalem' versi Aletta jelas berbeda.
Anak kalem mana yang sering langganan ke BK?
Kale...
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya bestie. Thank you!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
* * *
Devano yang tengah berada di kantor dibuat terkejut ketika mendapatkan kabar jika putri keduanya masuk rumah sakit. Usai menjemput sang istri di restoran, keduanya berjalan dengan tergesa di koridor rumah sakit.
Terlebih Yuna, wanita itu terlihat sangat panik hingga kedua tangannya mendingin dan sedikit bergetar. Sang suami tidak mengatakan bagaimana bisa Aletta masuk rumah sakit, tapi yang jelas putrinya itu sedang tidak baik-baik saja.
Sejak kepergian dokter setelah memeriksa keadaan Aletta, gadis itu tak kunjung berhenti menangis. Sebelum Devano dan Yuna datang, Aletta berada dalam pelukan Jevano. Dan setelah melihat kedatangan kedua orang tua gadisnya, Jevano menyingkir dan membiarkan Yuna untuk menenangkan Aletta.
"Gak papa, kak. Kan kak Tta bisa ikut lomba lagi nanti kalo kak Tta udah sembuh." Ujar Yuna mencoba untuk menenangkan Aletta. Namun gadis itu masih terus menangis dipelukan Yuna.
Penjelasan dari dokter mengenai kondisinya yang membuat Aletta terus menangis seperti sekarang. Dokter laki-laki itu tadi bilang jika keadaan Aletta tidak terlalu parah, tapi cidera yang diderita membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Jika Aletta tetap memaksa, maka kondisi yang dialami oleh gadis itu akan semakin memburuk.
Sebenarnya cidera seperti ini bukan pertama kalinya dirasakan oleh Aletta. Tapi baru kali ini ia diharuskan untuk istirahat. Apalagi dalam waktu dekat ada perlombaan yang harus Aletta datangi. Persiapan sudah hampir selesai tapi kejadian yang tak terduga datang dan merubah semuanya. Itu yang membuat Aletta merasa kecewa kepada dirinya sendiri.
Rasa bersalah pun juga Aletta rasakan pada teman-temannya. Karena dirinya, mereka semua tidak bisa mengikuti perlombaan yang sangat mereka tunggu sejak lama.
"Gak papa Tata istirahat sementara dan melepaskan satu perlombaan untuk bisa mengikuti banyak perlombaan yang akan datang. Dari pada Tata maksa ikut lomba dengan kondisi seperti ini, nanti malah gak bisa ikut lomba lagi kedepannya." Tak hanya Yuna, Devano juga ikut menghibur Aletta untuk mengurangi rasa sedih yang gadis itu rasakan.
Sementara Jevano yang masih berada di sana pun tak banyak berkomentar. Dirinya ikut sedih melihat sang kekasih yang terpuruk seperti itu. Yang bisa ia lakukan hanya menggenggam tangan Aletta tanpa melepaskan barang sedetik pun. Menyakinkan gadis itu bahwa apapun yang terjadi, Jevano masih disana untuknya.
"Sorry, ya, guys. Gara-gara gue rencana kita jadi berantahkan." Sesal Aletta kepada teman-temannya. Kebetulan ketiga temannya seperti Chery, Manda dan Rhea belum meninggalkan ruang rawat Aletta sekarang.
"Bukan salah lo, Tta. Kita semua juga gak bakal mau kejadian kek gini, tapi gimana namanya juga musibah." Sahut Rhea dengan bijak. Jika bisa memilih, mereka juga tidak ingin hal ini terjadi.