34

5.1K 553 6
                                    

Setelah pulang dari rumah keluarga Kim untuk berbelasungkawa, renjun benar-benar meminta untuk membeli eskrim bahkan dia sempat menangis karena ingin box yang lumayan besar, alhasil jaemin mengalah dan membelikannya agar renjun tidak menangis dan ngidamnya terpenuhi.

Setelah memberi eskrim mereka langsung pulang dan renjunpun mulai menonton televisi dengan sangat tenang dan tidak merasa ketakutan walaupun ditinggalkan oleh jaemin untuk mengganti pakaiannya. Tadinya, renjun sudah disuruh mengganti pakaian tapi dia tidak mau dan merengek sepanjang waktu dengan jaemin. Jadinya jaemin membiarkannya saja dan pergi untuk mengganti bajunya itu.

Jaemin yang melihat suami mungilnya sedang menonton sembari memakan buah stroberi yang tadi juga dia beli membuatnya rada merasa aneh karena jaemin sendiri tidak suka dengan stroberi sementara renjun memakannya dengan santai sekali. Dia hanya berharap semoga renjun tidak menyuruhnya untuk memakan stroberi juga.

"Sayang?" Ucap jaemin lalu duduk disebelah renjun dan menjadikan paha renjun sebagai bantal bagi kepalanya dan menatap suami mungilnya yang bahkan tidak memperdulikan keberadaannya sama sekali. Memang benar-benar sangat sulit sekali mengetahui mood ibu hamil itu.

"Injunie. Kau akan mengabaikan ku sampai kapan?" Rengek jaemin.

"Apa sih Na. Aku hanya ingin makan buah dan nonton dengan tenang. Jadi jangan menggangguku." Ketus renjun hingga membuat jaemin cemberut tapi dia tidak kehabisan dalam berpikir dan diapun menanggalkan kancing baju suami mungilnya itu semuanya lalu mengecup perut yang terlihat sudah sedikit membuncit itu lalu mengelus nya dengan penuh kasih sayang. Renjun tau, tapi dia hanya membiarkannya saja.

"Sayang? Papa di cuekin sama Mama nih, kamu lagi apa didalam sana? Papa ganggu gak?" Ucap jaemin pada perut renjun. Dan renjun hanya terkekeh karena geli melihat tingkah suaminya itu.

"Dedek jangan sampai kenapa-napa lagi ya? Papa gak mau lihat adek sama mama sakit lagi. Jangan buat papa cemas lagi ya dedek." Ucap jaemin.

"Nana?" Rengek renjun.

"Wae?" Ucap jaemin lalu menatap suami mungilnya yang matanya telah sangat sayu karena mengantuk.

"Aku mengantuk." Ucap renjun sembari mempoutkan bibirnya dengan sangat lucu. Jaemin terkekeh kecil lalu bangun dari acara tidurnya dan mengecup singkat bibir merah merekah itu dan menggendong suami mungilnya untuk membawanya ke kamar dan tidur bersama.


























_____________






























Jeno telah pulang setelah mengantar haechan pulang tadinya. Dia benar-benar ingin menerkam haechan tapi tidak jadi karena ayah dan ibu sang calon istri tengah berada dirumah. Membuat nyalinya sedikit ciut karena hal itu. Tapi, saat memasuki mansion itu diapun mendengar suara keributan ayah dan ibu tirinya di ruang tengah. Dan diapun memutuskan untuk mendengarkan pertengkaran itu.

"Aku tidak habis pikir. Kenapa kamu tega membunuh Tiffany! Apa salah dia Jessica!" Teriak Donghae sangat marah.

"Apa kata kamu? Apa salah dia? Salah dia itu banyak sekali termasuk mengambil kamu dariku!" Teriak jessica gak kalah kencang.

"Kamu tidak salah hah! Kamulah yang membuatku meninggalkanmu dulu. Ingat satu hal, aku tidak akan pernah menikah denganmu kalau tidak karena sih tua Bangka Lee itu. Paham! Kau benar-benar sangat keterlaluan Jessica. Kau harus mendekam di penjara secepatnya." Ucap Donghae sembari memegang erat lengan Jessica agar tidak lari kemanapun.

Jeno yang mendengar semua itu, langsung keluar dari persembunyiannya dan menatap kecewa kedua orang itu.

"Jadi? Eomma tega membunuh ibuku? Kenapa eomma? Kenapa kau harus membunuhnya dan membuatku kehilangan ibuku?" Ucap jeno sembari mengeluarkan airmatanya.

"Aaa, jadi kau sudah tau kalau Tiffany itu ibumu. Tapi, bagiku dia hanya benalu dalam hidupku." Ucap Jessica dengan santainya.

"Aku kecewa padamu ayah. Ibuku dan hyungku tidak pernah bersalah. Tapi, kau membunuhnya. Cukup sudah. Aku tidak ingin mendengarkan apapun lagi. Aku resmi keluar dari neraka ini. Kau bukan ayah ataupun ibuku lagi. Aku hanya punya Hyung bukan ayah. aku tidak pernah punya ayah." Ucap jeno lalu diapun pergi begitu saja hingga Donghae mengejarnya tapi tidak berhasil karena jeno telah melesat pergi menggunakan mobilnya.

"Maafkan ayah jeno. Tolong jangan pergi." Ucap Donghae melihat mobil puteranya telah menjauh dan semakin menjauh dengan tangisan yang sangat kencang dan penuh kesedihan padanya. Karena setelah kehilangan orang yang dia cintai, anak yang tidak mau menganggapnya lagi dan sekarang anak yang selalu bersama dengannya. Seketika dunianya runtuh dan gelap hingga dia mengerti bagaimana rasa sakit yang dialami oleh Tiffany dan putera kembarnya yang lain. Dan dia hanya bisa menangis sembari mengucapkan permintaan maaf ntah pada siapa.


















--------

maaf kalo ada typo

MY BOSS, MY LOVES - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang