35

5.1K 587 6
                                    

Jeno memacu kendaraannya dengan sangat kencang tanpa perduli dengan nyawanya sendiri. Sekarang tujuannya hanyalah makam ibunya itu.  Hanya itu tujuannya saat ini. Dia berharap semoga dengan cara seperti itu dia bisa melepaskan segalanya sebelum akhirnya bertemu dengan hyungnya itu. Dia tidak ingin membuat hyungnya juga bersedih dan kenapa-napa karena mengingat hyungnya itu sedang mengandung sekarang ini.

Sesampainya di makam ibunya itu, jenopun duduk dan memegang nisan itu lalu mulai menangis tersedu-sedu. Tanpa perduli jika ada yang akan memandangnya sama sekali.

"Ibu maafkan aku hiksss... Maafkan aku karena baru tahu semuanya sekarang hiksss...kenapa bisa wanita itu sangat jahat padamu ibu hiksss...bahkan ayah juga sangat jahat padamu juga hyungku hiksss...mereka jahat sekali bahkan memisahkanku yang merupakan anak kandungmu hiksss...kenapa aku harus menderita seperti ini ibu hiksss... Selama bertahun-tahun aku tidak pernah merasakan kasih sayang wanita itu, ternyata itu karena aku bukan anaknya hikss... Kenapa aku harus mengalaminya hikss.... Aku tau penderitaan Hyung dan ibu lebih parah tapi, kenapa harus kita yang menanggung semuanya ibu? Kenapa? Hikss...hikss....hiksss..." Tangis jeno yang dapat membuat semua orang turut bersedih karena nya.



























Sedangkan renjun dan jaemin sudah tertidur dengan sangat nyenyak hingga renjun bermimpi tentang jeno.


A dreaming....

"Ibu? Rendi? Kalian dengan siapa?" Ucap renjun lalu mendekat dan melihat jeno yang berada dalam pelukan ibunya itu.

"Jeno? Kau mengenal ibuku?" Ucap renjun bingung.

"Renjun sayang. Jeno adalah adik kembarmu sebelum Rendi lahir, jeno telah lahir lebih dulu." Ucap Tiffany tersenyum.

"Tapi? Kenapa ibu? Kenapa ibu tidak pernah mengatakan apapun padaku? Kenapa?" Ucap renjun bingung dan sedikit kecewa.

"Karena ibu tidak bisa membawanya kepada kita saat itu."

"Tapi, kenapa baru memberitahuku sekarang? Kenapa?" Ucap renjun sangat bingung.

"Maafin ibu. Tapi, sekarang kau sudah tau kalau kau tidak sendirian bukan? Jeno bersamamu. Dia bahkan jauh lebih hancur darimu. Yang bisa kau lakukan selalu bersama dengannya. Mengerti? Kau menyayangi ibu dan Rendi bukan? Sekarang ibu sudah bahagia dengan Rendi disini. Giliran kau bahagia dengan jeno disana. Hmm." Ucap Tiffany tersenyum.

"Iya Hyung, bahagialah dengan jeno Hyung." Ucap Rendi tersenyum.

"Hmm. Aku akan bahagia dengannya." Ucap renjun tersenyum dan jenopun langsung berlari dan memeluk tubuh mungil hyungnya itu.

A dreaming off...

"Jeno!" Teriak renjun yang langsung bangun dan menangis. Hingga membuat jaemin kaget dan langsung membawa suami mungilnya itu kedalam pelukannya.

"Hei. Tenanglah, kenapa sayang? Ada apa hmm? Aku disini." Ucap jaemin sembari mengelus punggung sempit suaminya itu.

"Nana hiksss....hiksss...Jeno hiksss.... Adikku terluka Nana hiksss....hikss..." Ucap renjun di tengah-tengah tangisannya.

"Sssttt....itu hanya mimpi renjun, jeno baik-baik saja. Kau tenanglah." Ucap jaemin.

"Aku enggak mau Nana hikss... Tolong hubungi jeno hikss..." Ucap renjun lalu jaeminpun melonggarkan pelukannya dan melihat suaminya itu menangis ketakutan lalu diapun mengecup kening suaminya dan menghapus airmata suaminya itu.

"Aku akan menghubunginya, jadi berhenti menangis. Hmm." Ucap jaemin tersenyum dan renjun hanya mengangguk dan sedikit sesegukan. Jaemin menghubungi jeno tapi ponselnya tidak dapat menerima panggilan. Dia benar-benar sangat bingung karena telah mencoba berkali-kali tapi tetap saja sama.

"Injunie. Maafkan aku tapi ponsel jeno tidak bisa di hubungi." Ucap jaemin menyesal.

"Itu tidak mungkin Nana hikss.... Ayo kita cari jeno hikss... Hiks.... Atau coba hubungi haechan hiksss..." Ucap renjun kembali menangis dan jaemin langsung menghubungi haechan.

"Iya jaem? Ada apa?"

"Apa kau bersama dengan jeno?

"Jeno? Tidak. Dia sudah pulang satu jam yang lalu. Kenapa?"

"Ponsel jeno tidak aktif dan sekarang renjun sedang menangis karena memimpikan hal buruk tentangnya. Apa kau tau jeno ada dimana kira-kira?"

"Kau tenangkan saja renjun, aku akan mencari jeno. Aku pastikan akan segera membawa jeno kesana. Makasih infonya juga." Lalu panggilan berakhir begitu saja.

"Tenang ya sayang. Haechan akan membawa jeno kemari segera. Kau tenanglah." Ucap jaemin kembali memeluk suaminya itu.

"Jeno akan baik-baik sajakan Nana hikss...hikss..."

"Iya. Jeno akan baik-baik saja. Aku percaya itu." Ucap jaemin sembari mengecupi kepala renjun agar suami mungilnya itu tenang.















Hari sudah menjelang malam, dan sudah selama itu pula haechan mencari keberadaan jeno tapi dia tidak berhasil menemukannya. Dia sudah kerumahnya tapi para maid mengatakan jeno pergi dalam keadaan kacau. Membuat haechan semakin panik saja. Lalu haechanpun pergi kerumah jaemin dengan harapan jeno sudah berada disana.

Sesampainya di kediaman keluarga Na itu, haechanpun melihat jaemin yang memangku renjun dan menenangkannya tanpa melihat jeno sama sekali.

Renjun yang melihat kedatangan haechan langsung turun dari pangkuan jaemin dan menghampirinya dengan penuh harap.

"Haechan? Dimana jeno? Kau bersamanya kan?" Ucap renjun mencari-cari keberadaan adiknya itu.

"Maaf injunie. Aku sudah mencari kesegala tempat yang aku kunjungi dengan jeno bahkan kekediaman keluarga Lee. Tapi, aku tidak berhasil menemukan jeno." Ucap haechan menunduk.

Renjun yang mendengar hal itu kembali menangis dan jaemin langsung membawanya kepelukannya agar dia tenang. Karena renjun masih sangat lemah ditambah dia tidak memakan apapun sama sekali selain hanya meminum air hingga membuat jaemin panik dan takut kalau nantinya renjun malah sakit atau terjadi sesuatu pada renjun dan anak mereka.

Tepat saat itu, jeno datang dengan keadaan kacau hingga membuat haechan kaget bahkan matanya sangat bengkak sekali. Jaemin juga kaget melihat jeno yang tidak pernah seperti itu sebelumnya tapi sekarang dia sudah sangat-sangat hancur seperti itu.

"Nono? Kau dari mana saja? Kau baik-baik saja kan?" Ucap haechan cemas.

"Hyung hikss..." Ucap jeno sembari menangis. Renjun yang mendengar hal itu, langsung melepaskan pelukan jaemin dan melihat adiknya yang sangat kacau sekali lalu memeluknya.

"Dasar bodoh. Kemana saja kau? Aku mengkhawatirkan mu bodoh. Jangan pernah lakukan itu lagi, mengerti? Kau punya aku." Ucap renjun menangis sembari memeluk adiknya yang juga menangis sedangkan jaemin dan haechan hanya membiarkan mereka berdua saling berbagi kesedihan yang sama dan kerinduan antar saudara.




















---------

maaf kalo ada typo

MY BOSS, MY LOVES - ENDWhere stories live. Discover now