56

4K 428 3
                                    

Haechan dan renjun sekarang berada di taman belakang dan renjun benar-benar bingung karena Haechan mendadak tidak mengatakan apapun dan hanya murung saja.

"Haechan? Ada apa? Kau ada masalah?" Ucap renjun sembari memegang tangan Haechan.

"Renjun? Bagaimana rasanya hamil?" Ucap Haechan memandang perut renjun yang semakin membesar itu.

"Rasanya sangat menyenangkan. Kau bisa berbicara dengan bayi itu walaupun dia belum bisa menanggapi dan perasaan lainnya." Ucap renjun tersenyum.

"Pasti sangat menyenangkan ya. Aku jadi ingin." Ucap haechan.

"Ada apa Haechan?" Ucap renjun yang semakin peka karena kehamilannya itu.

"Aku tidak istimewa sepertimu renjun. Aku hanya seorang pria biasa. Aku tidak akan pernah tau rasanya punya anak ataupun hamil. Karena aku tidak istimewa." Ucap Haechan.

"Tidak masalah Haechan. Yang penting adikku sangat menyayangi mu, Haechan. Haechan dengarkan aku, anakku dan Nana akan menjadi anak Haechan juga. Haechan bisa datang kesini untuk bermain dengannya nanti setelah dia lahir." Ucap renjun tersenyum.

"Memang benar. Tapi rasanya akan berbeda renjun. Aku benar-benar sangat ingin merasakan menjadi seorang ibu sepertimu. Tapi takdir tidak memberikan hal itu padaku." Ucap Haechan.

"Tenang saja. Kau hanya perlu percaya kalau kau dan jeno saling mencintai. Itu saja dulu, maka anak itu bisa dicari jalan keluarnya. Kalian juga bisa melakukan adopsi bukan?" Ucap renjun tersenyum. Dan Haechan hanya mengangguk untuk mengiyakan perkataan renjun itu.




















Sedangkan didalam mansion itu, jeno masih diam dan menarik nafas lalu membuangnya berulang kali membuat ketiga orang lainnya merasa sangat jengkel.

"Sudahlah jeno. Sekarang ceritakan saja" Ucap jaemin kesal.

"Ini masalah Haechan. Dia mendadak mengatakan tentang anak. Dia takut aku akan berubah karena dia tidak bisa memberikan anak untukku. Aku juga tidak tau apa yang membuatnya berpikir seperti itu." Ucap jeno.

"Mungkin dia merasa tidak sesempurna renjun ge. Renjun ge memiliki ke istimewaan yang hanya akan dimiliki oleh 1:100 orang di dunia ini. Mungkin karena itu." Ucap Rendy.

"Tapi kalian bisa menggunakan cara lain bukan? Kalau memang Haechan ingin punya anak. Lakukan saja jalan adopsi." Ucap Kun.

"Hmm. Jalan adopsi sepertinya lebih bagus." Ucap jaemin.

"Ntahlah. Aku benar-benar bingung karena Haechan tiba-tiba bisa mengatakan hal itu." Ucap jeno.

"Sudahlah. Tidak masalah. Kita akan memberikan pengertian pada Haechan secara bergantian. Lagian aku yakin renjun juga sedang melakukannya sekarang." Ucap Kun.

"Semoga saja." Ucap jeno. Lalu mereka berempat melihat renjun dan Haechan yang kembali dari taman belakang. Renjun bahkan langsung duduk di pangkuan jaemin sedangkan Haechan duduk disebelah jeno.

"Lelah?" Ucap jaemin sembari mengelus perut renjun karena posisi renjun adalah membelakangi jaemin.

"Hmm." Ucap renjun mengangguk.

"Tidak masalah. Istirahatlah " Ucap jaemin sembari terus mengelus perut renjun sedangkan renjun hanya menikmati dan mencari posisi nyamannya lalu menutup matanya.

"Haechan? Bagaimana kabarmu? Kau ingin liburan dengan jeno berdua?" Ucap jaemin melihat iparnya itu.

"Liburan? Tapi pekerjaanku sangat banyak di perusahaan jaemin." Ucap Haechan.

"Tidak masalah. Nanti akan diurus oleh orang-orangku." Ucap jaemin.

"Bagaimana Haechan?" Ucap jeno melihat suaminya itu.

"Boleh." Ucap Haechan.

"Baiklah. Kalian akan pergi liburan mulai besok." Ucap jaemin.

"Terimakasih jaemin-ssi." Ucap Haechan.

"Tidak perlu berterimakasih. Kau kan adik iparku sekarang jadi jangan ambil pusing." Ucap jaemin sembari mengelus perut renjun yang telah jatuh tertidur.

"Hmm. Jaemin-ssi? Apa renjun memang gampang tertidur seperti itu?" Ucap haechan.

"Hmm. Karena kehamilannya jadi seperti itu." Ucap jaemin sembari tersenyum dan menciumi kepala suami kecilnya itu.

"Aaa."

"Bagaimana kata dokter Hyung? Calon keponakanku baik-baik saja bukan?" Ucap Rendy penasaran.

"Hmm. Dia sangat sehat sekali. Aku benar-benar tidak sabar menantikannya." Ucap jaemin.

"Sabarlah. Tidak akan lama lagi jaem. Kalau begitu, aku akan menjemput kekasihku. Tau sendiri renjun ingin bertemu dengannya. Aku pergi dulu." Ucap Kun lalu pergi meninggalkan lima orang itu. Sedangkan Rendy hanya melihat gegenya yang tertidur dan sesekali mengelus perut buncit gegenya itu.

















------------

Maaf kalo ada typo

Udah double up ya

MY BOSS, MY LOVES - ENDWhere stories live. Discover now