19.will it end?

3.9K 390 20
                                    

"Mengapa berhenti!?"

"Maaf tuan muda, tapi di depan terjadi kecelakaan membuat jalanan penuh"

"Hm?"

Laki-laki bersurai hitam itu keluar dari mobil nya karena perasaan yang kurang enak, walau sang supir melarang namun kemauan nya kekeh tidak tergoyah, tak peduli orang-orang yang kagum dengan ketampanan nya saat ini.

Ia menjalankan kaki panjang nya sedikit cepat ke arah pusat keramaian.

Degg!

Tak ada seorangpun yang berani membantu tubuh kecil penuh darah itu di aspal, apa mungkin mereka takut? Entah author pun tidak tau.

"Aku takut melihat nya!"

"Aku juga, kasihan sekali Nasip bocah malang itu" balas seseorang di samping.

Hyunjin segera berlari ke arah tubuh Haechan yang sepertinya sudah tak ada nyawa, badan penuh darah Hyunjin tak peduli itu semua sekarang perasaan dan pikiran nya kacau, ia harus membawa tubuh anak ini demi tuhan!

Puk puk

"H-haechan-a bangun!! H-haechan apakah kau mendengar k-ku?" Hyunjin menepuk pipi haechan namun sayang tidak ada respon.

"Haechan!! Kau pasti mendengar ku!!"

"H-hyun— jin-ah.." balasnya lirih sangat pelan hampir tak terdengar

Tanpa basa-basi, hyunjin mengendong tubuh yang sudah amat sangat mengerikan kedalam gendongan nya, tak peduli bau darah mengenai baju mewahnya hyunjin berlari menuju mobil dan berteriak kepada supir agar putar balik menuju Seoul.

"Cepat putar balik!!" Teriak sang tuan muda dengan cepat sang supir laksanakan.

"Baik"

。:゚(🐻🐻🐻)゚:。

Hyunjin berlari sekuat tenaga kedalam rumah sakit, Bahkan orang-orang yang melihat itu mereka meringis kasihan kepada seorang bocah yang sedang dalam keadaan hancur? Bisa di bilang, di gendongan pemuda bersurai hitam kecoklatan ini.

"Dokter!!" Teriak hyunjin menggema di seluruh area lobby rumah sakit itu.

Mendengar panggilan dokter pun dan beberapa perawat mendatangi hyunjin, alangkah terkejutnya sang dokter melihat tubuh seorang laki-laki manis yang di penuhi darah hingga darah banyak yang menetes di lantai.

"Bawa brangkar!!" Seru sang dokter yang ikut panik setengah mati.

Setelah haechan sudah terbaring di brangkar, dirinya pun segera di larikan di ruang Operasi, sempat hyunjin memberontak ingin menemani sang sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri namun kata-kata itu dicegah oleh seorang suster.

"Aku ingin menemani adik ku!!" Supir tadi ikut kuwalahan menenangkan sang tuan muda yang sangat amat hancur, walau hanya dengan seseorang yang bukan saudara nya.

"Jangan masuk tuan" cegah perawat berusaha untuk memberi tau hyunjin, setelah mendengar aba-aba dari supir suster pun mengangguk.

Klik

Pintu ruang keramat itu tertutup, lampu berwarna merah menyala menandakan oprasi sudah mulai, melihat lampu itu hyunjin terduduk lemas di lantai, angan-angan nya untuk melindungi haechan gagal ia sekarang merasa gagal untuk menjadi seorang kakak.

My own, My home || Nct 127 [END]Where stories live. Discover now