27.second chance please

4.2K 343 27
                                    

"akhirnya sampai" lega suster yang tadi mengantarkan Haechan untuk ke rumah yang di titipkan oleh Hyunjin.

"Eungh.." Haechan menggeliat pelan karena merasakan mobil yang berhenti, sepertinya ia sudah sampai di tujuan.

Beberapa perawat tadi tersenyum kepada Haechan ramah, dan segera memberitahukan jika mereka sudah sampai di alamat tujuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa perawat tadi tersenyum kepada Haechan ramah, dan segera memberitahukan jika mereka sudah sampai di alamat tujuan.

Rumah sederhana yang hanya di hiasi satu pohon di depan membuat suasana berasa nyaman seakan-akan damai tidak ada gangguan lalu lintas kota.

Haechan menghembuskan nafasnya pelan, lagi-lagi ia menatap tangan nya yang tercetak jelas bekas infus yang belum kering.

Ceklekk

Pintu rumah itu terbuka lebar, 2 orang suster mendorong brangkar milik Haechan dan sang empu hanya diam melihat sekitarnya, ia merasa asing jujur dengan rumah sederhana ini.

"Milik siapa ini?" Tanya haechan dalam hati, ia ingin sekali bertanya namun keadaan nya tadi mendadak lemah membuatnya tak sanggup untuk berbicara.

"A-ah ini milik tuan muda Hyunjin" jelas suster itu, Haechan tertegun mengapa suster itu bisa mengetahui isi pikirannya? Entah lah author pun tdk tau.

Haechan mengerjapkan matanya lamat-lamat, mengapa Hyunjin membuang uang hanya untuknya?

Satu dokter dan dua orang suster mengantarkan Haechan ke lantai atas, karena rumah tersebut menggunakan tangga jadi harus menuntun tubuh anak itu untuk berjalan menuju ke kamar atas.

Haechan mengumpulkan semua tenaga nya untuk berjalan, walau tak lama lagi ia akan sampai di tangga ujung namun tenaganya benar-benar terkuras habis dan akhirnya..

Brukk

"Tuan Haechan!" Seru kaget suster perempuan yang membopong tangan kanan milik Haechan.

"Astaga!" Dokter yang melihat itu dibawah segera berlari menuju arah tangga dan menggendong tubuh anak yang lemas dan pucat itu ke kamar.

Sepertinya laki-laki manis bersurai coklat itu kembali menghadapi masa-masa dropnya.

。:゚(🐻🐻🐻)゚:。

Dokter menghela nafasnya lelah dengan pula kedua suster yang saling bertatapan binggung.

"Apa yang harus kita lakukan dokter?" Tanya salah satunya.

"Apakah tidak bisa kita membawanya kerumah sakit terlebih dahulu? Kondisinya benar-benar membuat ku binggung Lami ssi"

"Aku juga tidak tau dok, setauku ada seorang dokter jantung terkenal di kota ini" Lami mengingat-ingat kembali nama dokter yang pernah disebut oleh rekannya dahulu sebelum pergi ke China.

My own, My home || Nct 127 [END]Where stories live. Discover now