31.regret that comes at the end

6.6K 403 45
                                    

"Mengapa kau memikirkan nya?" Tanya Johnny heran.

"Aku juga tak tahu" saut Taeyong pelan.

Yuta dan Johnny hanya menghela nafas pelan setelah mendengar balasan itu, Memang jika boleh jujur perasaan mereka memang tak enak dari kemarin entah karena apa.

"Sepertinya kau kurang liburan" Perkataan Yuta mengundang ide untuk Johnny

"apakah mau berlibur?" Tanya Johnny sedikit bersemangat.

Taeyong menggeleng "pekerjaan ku banyak" mendengar balasan itu membuat wajah Johnny berubah masam "yasudah terserah mu"

Sedangkan Yuta yang sudah membuka redtube nya untuk mencari lokasi liburan mendadak terhenti "Tch. Apakah kau tidak pusing memikirkan pekerjaan?"

"Tidak"

"Yasudah terserah mu saja"

Johnny menggeleng lelah"dasar buta kerja"

。:゚(🐻🐻🐻)゚:。

"APA YANG KAU KATAKAN?!!???" Teriak Felix marah dengan air mata yang sudah menetes sedari tadi kepada seokjin, kemarin dirinya tak bisa datang karena Ada acara keluarga yang tak memperbolehkan nya untuk pergi, sedangkan Yeji tak bisa datang karena alasan khusus.

Seokjin kembali meneteskan air matanya mengingat perjuangan jerih payah Haechan sewaktu dulu "Maaf aku sudah berusaha semaksi—"

GREPP

Jeno menyambar kerah Seokjin dengan tenaganya membuat Seokjin hampir kesulitan bernafas.

Memang, setelah pulang dari area pemakaman ia mengabari Felix dan Yeji untuk datang dan setelah mereka datang Felix menghubungi Jeno Jaemin.

"Aku tak. percaya. jika. kau. adalah seorang dokter." Ucap nya dengan nada yang tak bersahabat dan menekan kata di setiap kalimat.

"Sudahlah!.." Lirih Lino menengahi dan di anguki oleh Mark.

"Jangan seperti ini" Lanjut Mark

Jeno melepaskan cengkraman nya setelah mendapat tepukan dari Sang kakak "dengarkan apa yang ingin Dia bicarakan terlebih dahulu"

Seokjin menghirup udara pelan lalu menghembuskan nya "Maaf, akan tetapi Penyakit yang sudah ada di diri Haechan memang sudah untuk pergi, aku sudah berusaha berbagai cara dan salah satunya kemoterapi.. namun dirinya menolak dengan berasalan ia ingin meninggalkan dunia ini perla—"

"KENAPA TIDAK KAU CEGAH?!" Felix meledakkan emosinya lagi-lagi. Dirinya juga belum lama sadar jika sang sahabat mempunyai penyakit seperti itu.

"Itu adalah keinginan terakhirnya, dan memang kemungkinan untuk hidup kembali hanya 5%"

"Aku hanya dokter bukan tuhan, tak bisa menyelamatkan satu nyawa bocah tak bersalah juga menjadi hantaman bagiku"

"Namun aku tak bisa berbuat apa-apa."

Jelas Seokjin panjang lebar.

Yeji hanya diam terisak, tak ingin berkomentar apapun dirinya sekarang merasa bersalah yang teramat sangat karena perbuatan nya yang dulu belum sampai ia tebus dan sekarang sang anak sudah tiada?

Jeno sudah beberapa kali meluapkan semua esmosinya dengan memukul beberapa kali tembok rumah sakit itu yang mengakibatkan tangan nya terluka ringan.

"M-maaf maaf maaf kepada kalian semua" Jika bisa Seokjin ingin mengucapkan beribu-ribu kalimat maaf untuk mereka yang kehilangan.

My own, My home || Nct 127 [END]Where stories live. Discover now