Habibi || 2

13.9K 1.6K 41
                                    

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya.

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"B-bukan kek, yang namanya Hasan itu saya, dia bang Farhan," sahut Hasan kikuk.

Mendengar itu kakek Hamid tertawa, "oh... iya, kakek lupa, maklum, sudah tua," ujar kakek Hamid.

"Iya kek, nggak pa-pa," sahut Farhan dan Hasan serempak.

"Ayo diminum nak, sama di makan ya cemilan nya, atau mau yang lain? biar nenek ambil," ujar nek Mira menatap kearah Farhan dan Hasan yang duduk bersebelahan.

"Gak usah tante, ini sudah banyak ya Allah.." sahut Reyhan.

Gina mengangguk membenarkan. Nek Mira sudah sangat banyak menaruh cemilan di meja dan diantara semuanya hanya satu yang mereka coba. "Nggeh tante, ini sudah banyak banget, mana di buka semua toples nya, tutup aja yah? Nanti kemasukan angin. Mereka nggak mau juga disuruh makan kaya gini, jarang mau anak nya," ujar Gina hendak menutup cemilan-cemilan itu.

"Biarin aja Gina, jangan di tutup toplesnya, barangkali mereka mau," ucap nek Mira sambil tertawa pelan, membuat Gina tak jadi ingin menutup toples itu.

"Ayo diminum nak, jangan sungkan," ujar nek Mira pada Farhan dan Hasan.

🦋🌻

Setelah mampir kerumah nek Mira tadi, kini Farhan beserta kedua orang tuanya kembali menaiki mobil untuk menuju  makam wali-wali terdekat dan berziarah.

Tak terasa waktu sudah memasuki waktu maghrib, kini mereka mampir terlebih dahulu di sebuah masjid untuk melakukan sholat. Setelah selesai mereka kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.

"Kita kerumah om Farid dulu ya?" ujar Reyhan sambil mengarahkan mobil nya menuju arah rumah Farid.

"Loh? Ngapain Bah?" tanya Hasan heran.

"Ya silahturahmi lah," bukan Reyhan yang menjawab, tapi Gina.

"Oh gitu.. jadi ngga sabar mau main sama si Ali nanti," ucap Hasan.

Farhan menoleh kepada Hasan disebelah nya. "Main terus pikiran kamu," sahut nya  menanggapi.

"Lah emang kenapa? iri aja." Balas Hasan. "Kasian nggak ada temen nya, ya?"

"Apaan sih."

"Udah sih iri mah bilang aja,"

"Cie gak punya temen.." ledek Hasan.

"Terserah kamu aja lah. Oh iya, temen Abang banyak ya!" Jawab Farhan tak mau kalah dan menatap Hasan sengit.

"Sudah-sudah, apasih kalian ini udah gede ribut terus," lerai Gina.

HABIBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang