Habibi || 30

5.7K 550 34
                                    

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya.

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading😠💗




•••

Allah tak akan menguji seorang hamba, kecuali jika hamba itu sanggup dengan ujian yang telah ia berikan.

•••

Satu Minggu telah berlalu, namun kakek ilham masih belum sadar dari komanya.

Farhan menatap kearah sang kakek sendu.  Ia rindu kakek, ia ingin bercerita lepas lagi dengan sang kakek, seperti biasanya.

"Kakek.. abang kangen.." farhan menggenggam tangan sang kakek erat. Air matanya kembali jatuh.

"Kakek mimpi apa? Kok nggak bangun-bangun? Kakek mimpi ketemu nenek ya?" Kekeh farhan seolah-olah di dengar oleh sang kakek.

"Tau nggak kek, kemarin pas abang di pondok, abang sempat mau di jodohin sama anak nya kyai lho, kek. Tapi abang tolak, karena abang lagi suka sama seseorang." Ucap farhan bercerita kepada sang kakek, lalu tersenyum manis.

"Afwan abuya, ada apa manggil saya?" tanya farhan dengan sopan kepada abuya, pemimpin pondok pesantren.

Abuya tersenyum tipis menatap farhan, lalu berucap, "Duduk dulu, han." titahnya sambil menatap sekilas kearah sofa.

Farhan mengangguk patuh, lalu mengikuti langkah abuya yang berjalan menuju sofa. Farhan menatap kearah abuya bertanya ketika ia sudah mendudukkan dirinya di sofa. Di hadapan sang abuya.

"Begini, abuya mau bertanya kepada kamu. Kamu sudah memiliki pasangan?" tanya abuya.

Farhan terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu dengan menunduk, kemudian menatap kearah sang abuya kembali. "Belum, buya." Sahut nya.

"Farhan ada niatan untuk meng-khitbah seseorang?" tanya abuya, lagi.

Farhan bungkam. "Ini maksudnya apa? Abuya kok nanya gitu?" batin farhan bingung.

"B-belum ada abuya." Sahut farhan dengan sedikit terbata.

"Begini han, abuya ada niat untuk menjodohkan kamu dengan putri bungsunya saudara abuya, jika farhan berkenan, farhan boleh terima. Tapi kalau farhan ingin menolak, abuya juga tidak akan marah."

"Dia anak bungsunya saudara abuya di Boyolali. Anak nya Kyai Ma'ruf," sambung abuya.

Farhan terdiam seribu bahasa mendengar tutur sang abuya. Ia bingung sekarang. Cowok itu menatap kearah sang abuya sedikit takut.

"M-maaf buya, k-kenapa buya pilih farhan?" farhan memberanikan diri untuk bertanya.

Abuya terkekeh mendengar pertanyaan farhan yang terdengar jelas terbata. "Farhan, kamu itu salah satu santri kesayangannya abuya. Abuya tahu dengan kamu," Ujar abuya.

HABIBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang