• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya.
"Make nama cewe boleh, gasi?"
"Make nama cewe aja lah biar dia gak curiga." Kemudian setelah akun di buat, Cowok itu pun langsung memfollow akun seseorang itu, lalu beralih ke beranda Instagram untuk melihat konten-konten disana.
Beberapa menit kemudian, satu notifikasi masuk di ponsel nya membuat Farhan tersenyum saat membaca notifikasi tersebut.
Akunnya telah di konfirmasi oleh pemiliknya.
Farhan segera melihat-lihat akun itu. "Gak ada postingan aneh-aneh, Highlight nya juga," gumamnya.
Ntah kenapa, Farhan merasa sedikit lega setelah mengecek akun seseorang yang selama ini selalu membuatnya penasaran seperti sekarang. Akhirnya, kesampaian juga.
Pemilik akun itu tak lain dan tak bukan adalah Maira. Sudah lama Farhan ingin mencari akun nya, tapi selalu saja gagal. Ntah karena lupa ataupun sebagainya. Mengingat jika dia di pondok selalu tak memegang ponsel, membuat nya semakin susah untuk sekedar aktif di media sosial. Memberi kabar kedua orang tua nya saja dibatasi.
Setelah puas men-stalking, Farhan menaruh hp nya di nakas. Setelah selesai membaca beberapa amalan sebelum tidur, diapun terlelap.
Kehidupan di dunia luar dan pondok jauh berbeda.
Sekarang, kehidupan Farhan tak sama seperti sebelumnya. Jika di pondok ia selalu di bangunkan saat jam tiga pagi untuk tahajjud bersama, sekarang tidak ada lagi yang akan membangunkannya. Oleh karena itu, sepertinya Farhan akan selalu tidur awal dari sekarang agar bisa bangun di jam tiga pagi nanti.
•••
Maira melihat kearah notifikasi yang muncul di ponselnya. Ada beberapa akun masuk yang meminta untuk mengikutinya. Tanpa curiga, Maira mengkonfirmasi akun-akun itu untuk mengikutinya, lalu kembali ke aplikasi lain untuk bertukar pesan.
🦋🌻
Tepat pada hari ini adalah tanggal 25. Beberapa hari sebelumnya, Reyhan mengirimkan undangan peresmian rumah makan kepada Farid serta keluarga melalui aplikasi WhatsApp.
"Kak, ya Allah.. belum kelar juga?" Ali menghela nafasnya agar terus bersabar menunggu kakaknya yang sedari tadi terus sibuk dengan kerudung.
"Ih sana!! Ngapain liatin kakak? Sanaaa."
Bukannya menurut, Ali duduk di pinggiran kasur milik sang kakak memperhatikan cewek itu. "Udah cantik." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIBI
Teen Fiction"Kamu tahu? Hampir setiap malam air mata saya jatuh ketika berdo'a untuk meminta mu kepada Tuhan saya. Di sepertiga malam, saya terbangun dari tidur saya hanya untuk memintamu padanya. Sebegitu istimewa nya kah kamu di mata saya Humaira? Sampai mulu...