Senja, papa pamit

248 72 30
                                    

~~~

Setelah mendapat kabar tentang Senja yang pingsan di sekolah tadi. Andrian segera menjemput putra Nya dan langsung membawa dia ke RS.

Setelah mendapatkan perawatan dari dokter keluarga Andrian yaitu dokter Irfan, yang juga pernah melakukan pemeriksaan terhadap Senja saat dia masih kecil dulu.

Senja yang sudah sadar pun menunggu Andrian di depan ruangan dokter Irfan, di mana mereka sedang melakukan pertemuan untuk membahas hasil pemeriksaan Senja.

Pemuda itu terduduk di luar seorang diri, sambil menatap sekeliling koridor dan orang-orang yang lalu lalang di rumah sakit seperti orang linglung.

"Jadi dok! bagaimana keadaan putra saya." Tanya Andrian khawatir.

"Saya sendiri bingung mau menjelaskan kaya apa. Tapi seperti Nya kondisi Senja justru semakin parah. Dan dari itu sebaik Nya Anda menyiapkan diri terhadap kemungkinan apa yang terjadi, seperti_" Pria itu berhenti di tengah pembicaraan.


"Apa dok? Apa yang akan terjadi dengan putra saya.." Perasaan pria itu semakin di landa ke khawatir.

"Hmm. Senja kemungkinan besar akan kehilangan semua ingatan Nya. Jika sudah masuk di tahap seperti itu dia bisa lupa tehadap orang-orang di sekelilingnya, bahkan tentang dirinya sendiri." Ucap dokter Irfan.

Andrian tertunduk lesu setelah mengetahui kondisi putra Nya yang ia pikir sudah membaik tapi kenyataannya penyakit itu malah kian bertambah parah.

"Dan satu hal lagi, sebenar Nya mimisan yang dia alami Senja itu sebenarnya. Dari gejala kanker yang juga di alami nya."


Orang tua mana yang perasaan tidak hancur setelah mengetahui kabar menyedihkan itu.

Untuk Andrian sendiri, sudah sangat menyakitkan untuk dia di saat mendengarkan putranya terkena penyakit Alzheimer. Dan kini ia harus menelan kenyataan pahit setelah putra nya kembali didiagnosa menderita kanker otak.

Apa lagi di saat seperti ini ia akan pergi jauh untuk mengembang tugas negara di tengah kondisi Senja yang sakit seperti itu.

Setelah cukup lama ia berkonsultasi dengan dokter Irfan. Andrian keluar dari dalam ruangan kemudian menghampiri Senja yang sedang duduk.

Pemuda itu berjongkok di depan putra Nya dengan tatapan berkaca-kaca.

"Papa yakin kalau senja itu anak yang kuat," Unjar Andrian menyemangati Senja sambil menggenggam tangan Putra Nya yang saat itu belum tau bahwa diri Nya mengidap kanker.

~~~
Teman-teman jangan lupa ninggalin komen dan juga vote ya..
Ok lanjut..

Setelah keluar dari RS, Andrian segera bergegas mengendarai mobil untuk pulang menuju rumah. Saat berkendara perhatian pria itu kini terbagi di mana antara fokus dalam menyetir mobil, dan pikiran nya yang terus merasa khawatir.


Sedangkan Senja terlihat hanya melamun sambil menyadarkan tubuh Nya di kursi. Sedikit memiringkan kepala ke arah jendela mobil.

Tidak ada obrolan seperti biasa Nya yang membuat suasana terasa ceria.
Pemuda itu hanya terdiam seakan-akan menganggap Andrian seperti orang asing.

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Where stories live. Discover now