Senja, 7/8 September

187 56 4
                                    

~~~

Andrian dengan beberapa pasukan TNI-AL. saat ini tengah melakukan patroli di lepas pantai kepulauan Bali.

Setelah beberapa hari sebelumnya mereka mendapatkan laporan adanya kapal asing yang terdeteksi sempat berkeliaran di area itu.

Hampir sepekan Andrian mengembang tugas itu dan berada di atas kapal. Dan sejak saat itu juga ia masih belum memberikan kabar atau pun mengetahui seperti apa keadaan Senja sekarang.

"Bagaimana keadaan status keamanan sekarang."

"Semuanya sudah aman pak." Jawab pria itu dengan tegas.

Di tengah pembicaraan itu Andrian terlihat gelisah dan terus-terusan menghembuskan nafas pendek seperti Nya ingin mengatakan sesuatu namun ia ragu.

"Pak, anda baik-baik saja." Tanya pria itu saat melihat kegelisahan Andrian sejak tadi.

Andrian lalu menarik nafas panjang."Sambungkan saya ke perwira sekarang. Saya perlu bicara dengan Nya."

"Sekarang pak."

"Iya."

Pria itu segera pergi untuk menjalankan perintah Andrian.

Sementara Senja yang berada di RS, masih merasakan gejala mual dan sering muntah setiap kali sesuatu masuk ke dalam tenggorokannya.

Dengan keadaan seperti itu dokter Irfan memberikan beberapa cairan infus agar dia tidak kekurangan cair dalam proses pemulihan Nya setelah menjalani kemo.

"Makan ya, lu belum makan sejak pagi tadi." Unjar Aska berusaha membujuk Senja yang enggan memakan bubur yang akan ia suap kan.

"Gak mau nanti gue bakalan muntah lagi." Sahut Senja.

Pemuda itu terlihat meringkuk menyembunyikan diri di dalam selimut berwarna biru di saat Aska tengah berusaha memberi Nya makan.

"Sekali suap aja kalau begitu, dari pada nanti lu sakit." Sambil menarik-narik ujung selimut.

Senja menepis selimut dari tubuh Nya lantas terbangun. Terduduk di atas tempat tidur di depan Aska yang tengah memegang semangkuk bubur di tangan Nya.

"Tapi bukan Nya gue emang sudah sakit ya."

Pria itu terdiam mendengar perkataan Senja sembari menegakkan pundaknya.
Senja ikut terdiam sambil menatap Aska dengan wajah yang masih tampak pucat.

"Kenapa lu cuma diam. Sebenarnya gue sakit apa sih kak sampai harus dirawat kaya gini." Tanyanya.

Aska menurunkan pundak sembari menghembuskan nafas dari mulut.

"Ngapain nambah pikiran lagi dengan pertanyaan kaya gitu sih. Sebaiknya lu pikirin keadaan lu aja sekarang."

"Hm. Gue cuma pengen tau kak? Lagian sebelumnya Senja seperti sudah tau sejak awal cuma sekarang gak tau kenapa tiba-tiba gue lupa semuanya."

"Kalau begitu biarin saja lu lupa soal itu. Sekarang lu pikirin kesehatan lu dulu biar lu bisa cepat pulih."

Aska mengaduk-aduk bubur yang mulai dingin itu lalu menyendok Nya. "Nih makan dulu." Mengarahkan sendok itu ke mulut Senja.

Walaupun sebenarnya ia tak merasa lapar Senja mulai membuka mulut dan memakan bubur yang di suap kan Aska kepada Nya.

"Bagaimana, enak gak."

Pemuda itu berdehem. "Rasanya hambar." Protes Senja.

"Hmm, oh iya." Sahut Aska tiba-tiba kepikiran sesuatu.

SENJA 30 SEPTEMBER (END)Where stories live. Discover now